Di awal-awal kehidupan kalian ... Dimana jalan yang akan ditempuh, insya allah masih panjang ... Jangan pernah lupa untuk sesekali menengok ke belakang, kenangan-kenangan yang nantinya menjadi bekal untukmu melangkah di masa datang ...

 
Monday, April 16, 2007
Kabar darikuuu....(Part-1)
 
Hihihi... ngga kuat deh bikin judulnyaaa....:-D
 
Sebelumnya daku ucapin terima kasih buat teman2ku tercintah, yang tetap datang menengok 'rumahku' ini dan menyapaku dengan manisnya...xixixi, biarpun yang punya rumah tiba-tiba menghilang dari dunia per-blog-an....Kalau ditanya kemana aja? Sibuk?. Jawabannya: Di Rumah aja. Dan tentu Sibuk !!! . Punya 3 Kurcaci di rumah, dari senin-jum'at jadi satu-satunya makhluk dewasa di rumah. (atau jangan-jangan sabtu minggu juga??? :-D... Sssttt... Papah ngga baca blog kan??? :-D).
 
Jelasnya, Selama 3 minggu, Mamah 'kehilangan' 2 Asisten yang biasanya membantu-bantu kerjaan di rumah. Jadinya... selama 3 minggu itu Mamah 'tinggalkan' urusan kantor dan 'menjelma' jadi FTM...xixixi. Selama ini Mamah memang punya 2 Asisten yaitu bi Isah dan bi Ade. Dua-duanya Asisten Senior. Bi Isah sudah mamah kenal, zaman Mamah masih SMP and bi Isah sendiri masih gadis, and kerja di salah seorang adik Nenek Buah Batu, ngasuh adik sepupu Mamah. Sewaktu Mamah SMA, bi Isah dan bi Ade ini mulai kerja di Nenek Buah Batu. Mereka ikut mengantarkan Mamah ke Bandara Soekarno Hatta, sewaktu tahun 1991 Mamah terbang ke Jerman setelah dapat beasiswa buat kuliah disana. Sewaktu Mamah kembali ke Indo, selesai kuliah tahun 1997, bi Isah ini sudah di-'transfer' jadi Asistennya Teh Oci (kakaknya Mamah) yang waktu itu udah married and baru punya bayi. Sementara bi Ade tetep dengan setia menjadi asistennya Nenek Buah Batu. Ketika Naila berumur 6 bulan, bi Isah resmi di-transfer jadi asisten Mamah di Parakan Arum. 
 
Tahun 98, Ketika baru punya Naila, Mamah merasa cukup punya 1 asisten. Apalagi Nenek BuBat dan Kakek Bubat (Alm) selalu exciting klo tiap pagi sebelum Mamah pergi kantor, Mamah drop dulu Naila dan bi Isah di rumah Bubat. Mamah juga tenang karena Naila bisa berada dalam pengawasan Nenek BuBat.
 
Tahun 2002, ketika Reyhan lahir, bi Isah masih setia menjadi asisten Mamah. Kala itu, Mamah mulai mencari Asisten ke-2 untuk membantu bi Isah. Saat itu, keadaan sudah tidak memungkinkan untuk menitipkan anak-anak pada Nenek dan Kakeknya. Kakek Bubat (alm) sudah divonis gagal ginjal sejak 2 tahun yang lalu. Dan Mamah ngga tega, menambah 'kerepotan' Nenek Buah Batu dengan menitipkan anak-anak di rumah Buah Batu. Sejak saat itulah, silih berganti asisten datang dan pergi. Entah kenapa, asisten2 baru itu selalu tidak betah bekerja di tempat kami. Padahal perlakuan Mamah terhadap mereka sama seperti perlakuan Mamah terhadap bi Isah. Kalau bi Isah saja bisa bertahan hampir 5 tahun dengan kami, kenapa asisten2 baru itu tidak bisa ?? Selidik punya selidik, ternyata ketidakcocokan terjadi bukan antara asisten baru dan Mamah, tapi asisten baru dengan bi Isah. Akhirnya Mamah merekrut adik kandung bi Isah sendiri untuk dijadikan Asisten ke-2. Dengan harapan, siapa tahu kalau dengan adiknya sendiri, bi Isah bisa akur.
 
Ternyata Mamah salah !!!. Sang Adik pun tidak betah bekerja dengan sang Kakak. Sehingga akhirnya Mamah angkat tangan, dan tidak mencari lagi asisten ke-2. Hanya saja karena Mamah ngga tega ninggalin bi Isah harus berjibaku dengan 1 bayi (Reyhan) dan 1 balita(Naila) yang waktu itu sudah masuk TK, akhirnya diputuskan kalau sepulang sekolah, Naila pulang ke rumah Nenek Buah Batu. Jadi tugas bi Isah hanya mengawasi Reyhan saja.
 
Menghadapi bi Isah, Mamah harus banyak mengalah. Mamah tutup mata saja kalau ternyata lantai kurang bersih atau kamar mandi tidak disikat. Yang penting anak-anak terawasi. Soal memandikan anak-anak, memang Mamah usahakan dilakukan sebelum Mamah pergi ke kantor. Bi Isah orangnya jarang berbicara. tapi entah apa yang dipunyainya, anak-anak sukaaa sekali pada bi Isah. Mungkin karena bi Isah ngga pernah marah sama anak-anak. Kalau cemberut sama Mamah sih udah biasa, yang penting ngga cemberut sama anak-anak ajah. Positivnya lagi sama bi Isah ini, karena tidak punya suami dan anak jadi bi Isah jarang minta pulang kampung. Orangnya juga ngga genit sama laki-laki, jadi Mamah bisa tenang meninggalkan rumah. Satu lagi, bi Isah orangnya jujur. Seumur-umur kerja dengan Mamah, Mamah tidak pernah kehilangan apa-apa.
 
Ketika tiba-tiba Mamah di-anugerahi lagi Zahra, kembali Mamah blingsatan mencari asisten ke-2. Karena Mamah merasa yakin, bi Isah ngga bakal sanggup menghandle 3 kurcaci sendirian. Walaupun Naila sudah bisa mengerjakan segala keperluannya sendiri, tapi tetap saja bakal banya energi ter-sedot untuk menjadi 'wasit' perang bharatayudha kecil-kecilan yang sering terjadi antara Naila dan Reyhan. Apalagi harus menghadapi baby Zahra yang berusia 3 bulan, ketika Mamah kembali pergi ke kantor. Capek menghadapi asisten-asisten baru yang biasanya masih kecil-kecil, Mamah minta Nenek Buah Batu untuk men-'transfer' bi Ade untuk menemani bi Isah mengawasi anak-anak. Tugas Bi Ade mengawasi Zahra, sementara tugas bi Isah tetap melayani Reyhan. Sekilas semuanya tampak baik-baik saja. Mamah mulai merasakan ada 'hawa panas' ketika bi Ade dan bi Isah satu sama lain, saling melaporkan. Ternyata ketidak-cocokan itu terjadi lagi.
 
Puncaknya, Minggu tanggal 18 Maret 2007, bi Isah pamit dengan alasan sakit dan pingin beristirahat dulu di kampung. Mamah yang sudah hafal dengan kebiasaan bi Isah yang selalu 'ngaret' balik ke bandung, waktu itu meminta ketegasan pada bi Isah, mau tinggal berapa lama di Cikajang - Garut, kampung halamannya. Seperti biasa jawaban bi Isah menggantung. Waktu itu Mamah minta bi Isah untuk mengirimkan adiknya yang pernah kerja di Mamah sebelumnya untuk menjadi tandem bi Ade selama Isah istirahat di kampung. Satu minggu berlalu, adiknya bi Isah yang dijanjikan akan menggantikan bi Isah tetap tidak datang. Sementara untuk membantu bi Ade sekedar untuk mengepel lantai, menyetrika dan bersih-bersih, Mamah mendatangkan salah seorang istri supir yang datang pagi hari dan pulang sore hari. Tapi ini pun tidak bertahan lama, karena 'doi' pundung (aka ngambek) setelah mamah menegur anaknya yang ikut setiap hari ke rumah (padahal mamah negurnya halus lhoooo...ngga pake mlotot dan marah2.. :-)), karena corat-coret di tembok putih ruang keluarga kami. (Jelas lah Mamah tegur, lha wong Reyhan dan Naila pun Mamah tegur kalau corat coret di tembok...).
 
Ketika tiba-tiba Bi Ade menunjukan gejala sakit flu dan batuk, Mamah pun bertindak cepat. Takut menulari anak-anak juga, bi Ade langsung Mamah bawa ke Poliklinik tempat biasa Papah juga berobat klo sakit flu dan batuk. Tapi rupanya obat yang diberikan dokter tidak cocok dengan bi Ade, yang juga punya tekanan darah tinggi. Akhirnya Selasa 27 Maret 2007, bi Ade pun memaksa untuk pulang ke Cikajang - Garut (Satu Kampung dengan Isah). Mamah melepas bi Ade pulang dengan menitipkan satu pesan untuk disampaikan pada Isah, supaya secepatnya kembali ke Bandung, tapi jika belum memungkinkan untuk kembali Mamah minta di-'kirimi' asisten baru. Lumayan untuk bantu-bantu, walaupun tetap saja Mamah akan berfikir ulang 10x untuk langsung meninggalkan anak-anak dengan seorang ataupun dua orang asisten baru.
 
Karena mendadak, Mamah tidak sempat mengajukan cuti di kantor. Apalagi hari Rabu siang sebetulnya Mamah ada jadwal memimpin auction di kantor. Akhirnya Rabu pagi pukul 8.30 setelah Naila dan Reyhan berangkat sekolah, Mamah menyempatkan datang ke kantor dengan menggendong Zahra. Mendelegasikan pekerjaan pada rekan-rekan kantor dan meminta doa dari mereka jg mudah2an Mamah cepet dapat asisten baru ...hihihi... Hiperbol pisan !!!.
 
to be continued ...
 
 
posted by Amalia @ 11:16 AM  
10 Comments:
  • At 3:18 PM, Blogger Krisna Muslim said…

    Sebenarnya mo komen.. tapi karena masih to be continued, ya nunggu dulu aja deh... apalagi penghuninya lagi bergentayangan... hii.... takuuuttttt....:)

     
  • At 5:19 PM, Anonymous Anonymous said…

    menunggu lanjutannya :)

     
  • At 5:22 PM, Blogger Rien Hanafiah said…

    komen ttg bi isah yang bekerja 'seadanya'...saya jadi inget punya asssiten spt ini juga dulu, duh makan hati deh,...mending sendiri...heheheh

     
  • At 9:21 AM, Anonymous Anonymous said…

    Waduh..mbak aku jadi ikut prihatin baca ceritanya. Mudah-mudahan masalah "perasistenan" segera berakhir ya. Hal yang seringkali dialami oleh para working mom.

     
  • At 10:22 AM, Blogger Nia said…

    Wah, mbak repot ya klo gak ada asisten. Mudah2an cpt dpt asisten lg biar ga keteteran.

     
  • At 11:15 AM, Blogger bundanya i-an said…

    waduh ternyata si teteh mendadak riweuh yah... aku doain deh smoga cepet dapet asisten lagi... hmm kalo aku ngalamar jadi asisten gmana? he..he..

     
  • At 1:03 PM, Blogger indahjuli said…

    hua...ha....ha... Mel, tulisanmu nyaris sama persis dengan pengalamanku memakai asisten.
    Mbak yang jaga2 anak2 ngak pernah cocok sama asisten yang satunya, jd skrg aku pakai tukang cuci gosok aja. Pekerjaan rumah sebagian aku yg handle. Trus aku suka tutup mata sama kesalahan dia, krn yg penting jaga anak2 :))

     
  • At 4:31 PM, Blogger Toko Fiara said…

    teh, kalo dia pinter mah kaga bakalan deh mau jadi pembokat.. aku aja udah banyak mangkel ama asisten sekarang tp dia perhatiin banget Ais jd ya sud.. sama kyk mba IndahJuli ; tutup mata!!

     
  • At 9:32 AM, Anonymous Anonymous said…

    nasib...nasib ibu bekerja, hihihi..
    semoga cerita lanjutannya hepi ending yaa...

     
  • At 12:45 AM, Blogger Lita Uditomo said…

    pantesan lama ngga beredar di dunia persilatan...ternyata masalah "perasistenan" toh yg membuat dirimu terpaksa jadi FTM dadakan..hehe...

    ini baru mau baca cerita berikutnya...

    mudah2an hepi ending..;)

     
Post a Comment
<< Home
 

Daisypath Ticker

   
 

Our Birthday :
 
Lilypie 6th to 18th Ticker
 
Lilypie 5th Birthday Ticker
 
Lilypie 2nd Birthday Ticker
About Me

Amalia
Bandung, Indonesia
a Wife, Mother of 3 children, an Employee


See my complete profile
Previous Post
Archives
Shoutbox


Free shoutbox @ ShoutMix

My Family
Coretan Naila
Links
Powered by

Free Blogger Templates

BLOGGER
Free Shoutbox Technology Pioneer

since 06/10/06
Counter
Counter