Akhirnya..... setelah menghilang 3 minggu dari per-Blogger-an, Mamah bisa kembali hadir di panggung kehidupan ... eits...hihii... panggung blogger, maksudnya...:-)Terima kasih buat smua teman2, yang sudah berkunjung ke rumah 'maya' kami ini, selama Mamah absen dari dunia blogger. Alasan apa lagi yang bisa dikemukakan, selain 'tidak adanya' kesempatan aka waktu untuk hadir dan berbagi cerita disini. Jadi kalau sekarang cerita yang dihadirkan, rada-rada basi, mohon dimaklumi, karena postingan ini akan melanjutkan postingan sebelumnya, yang terhenti tentang hasil ujian Naila, sakitnya Nenek dan Mang Ai, dan kepergian Mamah ke Lembang untuk mengikuti Kursus Kepemimpinan.
Begitulah, Selasa Pagi tanggal 26 Juni 2007, Mamah meninggalkan rumah tepat pukul 05.45, karena Bis yang akan berangkat ke Lembang, dijadwalkan sudah harus berangkat dari kantor pukul 6 pagi. Sepagi itu hanya Naila yang sudah bangun, baru saja menunaikan sholat shubuh dan akan pergi mandi. Berpamitan pada Reyhan dan Zahra, Mamah lakukan dengan mencium keduanya yang masih tertidur pulas. Mencium kening Naila, dan meninggalkan 'sejuta' pesan pada Bi Ade dan Bi Isah ketika Mamah berangkat. Dari dalam bis yang berangkat tepat waktu, mamah menulis sms buat papah di jakarta dan nenek yang masih dirawat di RS Boromeus, meminta doa supaya segala urusan Mamah dimudahkan selama di Lembang. Tak lupa mengirimkan juga pesan buat Teh Oci (kakak Mamah) dan Nina (Adik ipar Mamah) yang kebagian tugas untuk menunggui Nenek Buah Batu di RS, meminta supaya Mamah terus dikabari segala perkembangan kesehatan Nenek dan Mang Ai.
Jam 7 pagi, Mamah sampai di Puri Granadi, Hotel Panorama, Lembang. Setelah sarapan pagi dan seremoni pembukaan, Sesi pertama Kursus Kepemimpinan dimulai. Jam 10, Mamah dapat sms dari Nina, mengabarkan bahwa trombosit Nenek dan Mang Ai masih turun, mencapai posisi 10.000-an....:-(. Satu-satunya kabar baik yang Mamah terima hari itu, sms dari Papah yang mengabarkan kalau Nenek Tanggerang sedang dalam perjalanan ke Bandung, untuk mem-'back up' ketidakhadiran Mamah di rumah. Paling tidak, Mamah bisa merasa lega, menyadari ke-3 krucil Mamah di rumah ada yang mengawasi. Jadwal Seminar yang padat, membuat Mamah hanya bisa kontak telpon sebentar saja siang itu, baik ke rumah 'berbicara' dengan Zahra & Reyhan, atau pun menelpon Nenek di RS. Tak terasa, Jam 5 sore ketika Mamah tiba-tiba mendapat telpon dari Bi Ade yang mengabarkan bahwa Zahra demam, sejak sore hari rewel. Perasaan tak tenang dan gelisah, mulai menghampiri. Tapi peraturan Suspim yang menyatakan peserta TIDAK DIIJINKAN meninggalkan lokasi, membuat Mamah hanya bisa memberi instruksi pada Bi Ade, supaya memberi Zahra obat penurun panas dan memantau perkembangannya. Jam 7 malam, Mamah menelpon kembali ke rumah, Bi Ade mengabarkan bahwa Zahra sedang tidur. Sedikit tenang, Mamah mengikuti sesi Seminar berikutnya yang berakhir pada pukul 9 malam.
Jadwal setelah pukul 9 malam adalah diskusi kelompok. Mamah kembali nelpon ke bandung, dan mendapat laporan bahwa temperatur Zahra kembali naik, dan Zahra sempat muntah.Duh...bagaimana galaunya perasaan Mamah saat itu. Mamah kembali meminta bi Ade untuk memberikan Zahra kembali obat penurun panas, dan menelpon Teh Oci mengabarkan kondisi Zahra,dan meminta Teh Oci esok membawa Zahra ke DSA langganan kami. Walaupun Teh Oci sudah menyanggupi, Mamah mengikuti diskusi kelompok dengan konsentrasi terpecah, dan malam itu pukul 00.30 ketika akhirnya Mamah masuk ke kamar untuk beristirahat, hati dan pikiran Mamah rasanya sudah 'terbang' ke Parakan Arum. Sempat terbersit keinginan untuk menelpon, tapi niat itu akhirnya Mamah urungkan.Takutnya bunyi dering telpon malah membangunkan Zahra. Setelah gelisah, bolak balik di tempat tidur,akhirnya Mamah tertidur juga. Terbangun pukul 4 shubuh, Mamah masih menahan diri untuk tidak menelpon terlalu pagi, takut membangunkan anak-anak. Pukul 5 shubuh, Mamah tak dapat menahan diri lagi, dan menelpon juga ke parakan arum. Dari ujung telpon disana, Mamah bisa mendengar tangisan Zahra.
Diiringi suara tangisan itu, kata-kata bi Ade 'menggelegar'di telinga Mamah: Semalaman Zahra rewel, sampai pukul 2 malam. Maunya digendong terus, kalau ditidurkan malah bangun dan menangis. Jam 2 malam Zahra muntah, dan barusan juga muntah lagi. Tak dapat menahan diri lagi, Mamah langsung menghadap Panitia, sambil menangis, YA...Mamah yang menangis... bukan Zahra.... Mamah minta diijinkan untuk pulang saat itu juga. Resiko dinyatakan TIDAK LULUS dari Suspim ini, - padahal ini sudah Seminar ke-3 dari seluruh rangkaian Suspim -, Resiko tidak lulus itu sudah tidak ada dalam pikiran Mamah saat itu.Yang Mamah tahu, Zahra membutuhkan kehadiran Mamah saat itu juga. Panitia sempat menelpon atasan Mamah terlebih dahulu, memintakan ijin supaya Mamah diijinkan untuk meninggalkan Seminar ini. Untungnya atasan Mamah memberi lampu hijau. Akhirnya setelah menunggu sopir, pukul 7 pagi itu Mamah diantarkan kembali ke Bandung.
1 jam perjalanan, Mamah habiskan dengan hati yang galau. Banyak sekali berkelibat pikiran-pikiran "Jangan-jangan Zahra terkena DB juga seperti Nenek dan Mang Ai". "Jangan-jangan ini,....jangan-jangan itu.... dan sejuta jangan-jangan lainnya. Pukul 8 pagi, Mamah tiba di rumah. Disambut Zahra yang baru saja akan mandi, menggantikan Reyhan yang baru keluar dari kamar mandi. Laporan bi Ade: sejak terakhir kali Mamah telpon jam 5 shubuh tadi, kondisi Zahra sudah membaik. Tidak ada demam lagi, dan tidak muntah lagi. 4 jam Mamah habiskan di rumah memantau perkembangan Zahra, jam 10 pagi Mamah sempat telpon dr Rivai, DSA-nya Zahra,dan menceritakan kronologis kejadian dan meminta pendapat perlukah Zahra dibawa ke klinik untuk diperiksa dan mendapat obat. Tetapi dr Rivai menyatakan, kalau Zahra sudah tidak demam, dan tidak muntah lagi serta sudah mau makan, maka Zahra tidak perlu dibawa ke klinik dan tidak perlu diberi obat. Mamah ambil saja hikmah dari kejadian ini. Mungkin kemarin malam itu adalah bentuk 'protes' Zahra terhadap Mamah, karena bisa dibilang perhatian Mamah terhadap Zahra, Reyhan dan Naila sangat kurang semenjak Nenek Buah Batu dinyatakan sakit, Rabu 20 Juni. Setiap pulang kantor, Mamah langsung ke Buah Batu, menemani Nenek, dan baru pulang pukul setengah sepuluh malam, saat anak-anak sudah tidur. Apalagi ketika Nenek di nyatakan positif DB dan harus dirawat di RS, Jum'at 22 Juni. Hari Sabtu dan Minggu pun, Mamah lewatkan seharian penuh menemani Nenek di RS. Bahkan senin malam, sebelum pergi ke lembang pun, Mamah masih di RS sampai pukul 9 malam. Tapi mau bagaimana lagi, Nenek BuahBatu tinggal satu-satunya ortu Mamah, sejak November 2003. Selama ini Mamah belum punya kesempatan 'mulang tarima' kepada Nenek Buah Batu. Dan Nenek Buah Batu adalah tipe ortu yang sebisa mungkin 'memberi' dan tidak pernah 'meminta'. Ketika sakit pun, Nenek Buah Batu TIDAK MENGIJINKAN Mamah untuk 'menginap' di RS menemaninya, karena Nenek 'aware' betul, bahwa kehadiran Mamah di rumah sangat dinantikan ke-3 krucil Mamah. Jam 1 siang, setelah memperhatikan kondisi Zahra yang makin membaik, akhirnya Mamah minta dijemput kembali oleh mobil kantor untuk kembali ke Lembang. Siang itu Mamah bisa berpamitan terlebih dahulu pada Reyhan dan Zahra secara langsung, kembali meninggalkan begitu banyak pesan pada bi Ade dan bi Isah untuk memantau perkembangan Zahra, serta menitipkan rumah dan anak-anak pada Nenek Tanggerang. Mamah bisa berangkat dengan tenang, apalagi telpon dari Papah yang memberikan jaminan, kalau malam nanti Papah pasti pulang ke Bandung. Jam 14.30 Mamah sudah kembali ke lokasi Seminar, dan disambut dengan hangat oleh seluruh teman-teman seangkatan.Mamah bisa mengikuti sisa seminar hari itu sampai pukul 21 malam dengan tenang, apalagi ketika kemudian laporan dari Bi Ade menyatakan Zahra sudah kembali bermain seperti biasa dan juga SMS menggembirakan tentang trombosit Nenek dan mang Ai yang mulai naik. Kerja Kelompok sampai pukul 1 malam pun Mamah lakoni dengan penuh semangat malam itu.
Habis Gelap terbitlah terang... mungkin itu kalimat yang tepat untuk menggambarkan hari kamis keesokan harinya. Kondisi Zahra yang sehat, ditambah berita diijinkannya Nenek dan mang Ai untuk meninggalkan RS oleh dokter, membuat Mamah tambah semangat untuk menyelesaikan seminar dengan semangat. Tak sabar menunggu datangnya saat Jum'at sore, ketika Seminar dinyatakan selesai. Jum'at jam 8 malam, Mamah sudah berada lagi di rumah, menyambut kedatangan Papah seperti biasa setiap Jum'at malam, menidurkan Zahra, mengantarkan Naila ke tempat tidur, dan tidur di samping Reyhan...Terima kasih Ya Allah...atas segala nikmat-MU.Amiin.
Sabtu, 30 Juni 2007, Sinar kebahagiaan itu masih menerangi Mamah. Hari itu hari pembagian raport di sd Bina Talenta. Dan seperti biasa, diadakan panggung pementasan di Sekolah.Naila tampil beberapa kali dengan Vocal Grup SD Bina Talenta. Selain itu Naila kembali terpilih untuk menampilkan 'Memory Skill'. Setelah tahun lalu Naila dan Sabina menampilkan Memory Skill : menghafalkan 30 kata dalam 1,5 menit, sekarang mereka berdua menampilkan Memory Skill : Menghafal 50 angka berdigit dua dalam 1,5 menit. Sungguh menakjubkan,melihat ke-2 gadis kecil itu, dengan lancar menjawab tantangan hadirin : - Sebutkan angka di baris 3 kolom 7 - Sebutkan seluruh angka di baris 4 - Sebutkan seluruah angka di kolom 5
Bahkan ketika seorang ibu, meminta Naila & Sabina menyebutkan ke-50 Angka itu, mereka dapat melakukannya. Mamah sendiri sampai sekarang belum sempat di-ajari Naila bagaimana Naila melakukannya. Hanya saja Mamah harus mengakui kata-kata Pa Eli, yang mengajarkan Memory Skill,bahwa Memory Skill dapat membantu meningkatkan daya konsentrasi.Karena Mamah melihat peningkatan kemampuan Naila dalam berkonsentrasi, terutama tentu saja disaat belajar. Mudah-mudahan saja memory skill Naila ini dapat lebih ditingkatkan di kelas IV nanti. BTW. Mamah sudah memenuhi janji Mamah terhadap Naila. Sebuah MP3 PLAYER kapasitas 2 GB, sekarang sudah dimiliki Naila. Penuh berisikan lagu-lagu favoritnya Naila. Mudah-mudahanNaila di kelas IV nanti Naila lebih giat lagi belajar dan mengejar cita-cita dan masa depan. Mamah hanya bisa membimbing dan berdoa. Naila sendiri yang harus melangkah....:-)
Terima kasih juga untuk semua doa dari teman-teman blogger untuk kesembuhan Nenek dan Mang Ai. Terima kasih untuk semua dukungan buat Mamah selama ini, dari komentar-komentar itu Mamah mendapat banyak support. Terima kasih sekali lagi....:-) |
Thanks for you work and have a good week