Di awal-awal kehidupan kalian ... Dimana jalan yang akan ditempuh, insya allah masih panjang ... Jangan pernah lupa untuk sesekali menengok ke belakang, kenangan-kenangan yang nantinya menjadi bekal untukmu melangkah di masa datang ...

 
Friday, July 21, 2006
Kotor itu Baik
 
Slogan itu sekarang sedang diusung oleh sebuah merk detergen terkenal. Tentu saja tujuannya adalah target penjualan yang bagyuuus (pake gayanya indy Barends … klo lagi di ceriwis dengan 2 jempol ngacung ke atas) dengan meyakinkan para calon customernya bahwa menggunakan detergen tersebut bakal bisa menghilangkan noda-noda dari pakaian, sehingga para calon customer tidak perlu melarang anak-anaknya untuk ber-kotor-ria. Jadi kreatifitas si Anak tidak perlu di-pasung dengan larangan jangan bermain kotor (dalam arti yang sebenarnya yaaa).

Sekarang Mamah sedang men-doktrin Reyhan bahwa bermain kotor itu boleh, asaaal sesudahnya cuci tangan dan kaki. (kok postingan yang ini banyak mengandung pesan sponsor yaaa … salah satu merk sabun mandi kan lagi mengkampanyekan gerakan mencuci tangan ???). Kenapa Reyhan harus di-doktrin untuk ‘bermain kotor’??

SEJARAHNYA :

Papah & Mamah termasuk yang overprotektif sama anak-anak (*ngaku.com*). Rada-rada phobi kalau anak-anak tangan & kakinya kotor. Jadi kotor sedikit, langsung suruh dicuci. Termasuk juga sama yang ngasuh di rumah. Di-doktrin habis-habisan bahwa anak-anak (dari zaman Naila batita dulu, terus Reyhan dan sekarang Zahra) harus dijaga kebersihan badan dan pakaiannya. Jadi begitu anak-anak belepotan tangannya, langsung dicuci, bajunya langsung diganti, mukanya dilap. (Nurut juga yang ngasuh di rumah, mungkin takuuuu…t sama Mamah, dikasih tampang jutek, klo mereka nggak nurut. Padahal yang empunya tampang nggak pernah merasa punya tampang jutek *wajahpolostanpadosa.com*).

Anak-anak juga jarang dikasih ijin untuk bermain yang kotor. Reyhan bergulingan di lantai teras depan, langsung deh teriak “Reyhaaan, jangan tiduran di lantai. Nanti kotor”.
Sore-sore, pulang kantor, ngelihat Reyhan lagi duduk di tanggul selokan depan rumah, langsung komentar :” Iiihh … kok duduk disitu, lihat celananya jadi kotor kan? Tuuh tangannya juga. Ayo cuci tangan !!!”. Padahal selokan depan rumah biasanya kering (kecuali di musim hujan tentunya).

KENYATAANNYA:

Mamah baru sadar, tahun kemarin, sewaktu Reyhan masuk Playgroup. Dari laporan bu Erni, Mamah baru tahu. Kalau dalam kegiatan menempel, awalnya Rey paling ogah kena lem. Menggunting, it’s okay, giliran mau ditempel, “Bu Elniiii … “. Maka telunjuk Bu Erni lah yang jadi korban lem, Rey hanya tinggal menempelkan ke atas kertas.
Lain waktu, kegiatannya adalah membuat cap telapak tangan, menggunakan cat air yang bisa hilang bila dicuci dengan sabun. Cat yang berwarna merah, kuning, hijau dkk … tidak membuat Rey tergiur. Kedua tangan disembunyikan di balik badan, tidak mau membuat cap tangan. Alasannya : “Nanti tangan aku kotor !!!”
Para Ibus dari teman-teman Rey di PG langsung komentar : “Wah … ini mah, Mamahnya pasti apik teuing (terlalu apik – bs sunda –red) di rumah.”
Waktu tahun lalu, maen ke pantai (baik di Pangandaran maupun ancol), Reyhan nggak mau nginjak pasir pantai, dengan alasan : “Kaki aku kotor. Kaki aku kotor”
Sejak saat itu, Mamah baru tersadar, OverProtektif itu tidak perlu. Protektif tetap perlu.
Jadi … Mamah mulai kurangi (nggak tahu tuh klo si Papah), dan mulai bujuk-bujuk Rey.
“Nggak apa-apa sayang, tangannya kena lem. Kan nanti cuci tangan kalau mau makan”
“Tangan Reyhan kecoret spidol?? Nggak apa-apa. Menggambar dulu aja sampai selesai. Nanti kalau sudah selesai, baru cuci tangan yaaa … “

TAPIII …

Laporan dari TK, di hari kedua-nya masuk sekolah kemaren, Rey TIDAK MAU main plastisin. Takut tangannya kotor.

WUUIIIHHH …. Masih perlu berkampanye lagi niihhh

“Rey, Kotor itu baik … nak, asal sesudahnya cuci tangan “
posted by Amalia @ 8:19 AM  
4 Comments:
  • At 11:25 AM, Blogger Noenoe said…

    ha ha,..emang ya Bun,..sbg Ibu kita harus belajar sampai kapanpun, dimanapun, pada siapapun,..demi anak-anak,..
    buat zahra,..ganbatte de,..

     
  • At 1:40 PM, Anonymous Anonymous said…

    wuehehe.. baru inget kejadian 2 minggu lalu kali yah, deeja ikutan berkebon, ngegelosor di tanah, tangan, kaki dan mukanya penuh tanah.. mana dia pake pyjamas yang baru dipake sehari, jadi praktis masih bersih dan wangi.

    mo ngelarang? wong dia keliatan hepi banged, ahirnya aku biarin, dan setelah berkebon, kita mandi berdua.. dan dia keliatan puas udah berkebon ama emaknya... :D

     
  • At 11:28 AM, Blogger Amalia said…

    Setujuuuu...
    Justru postingan ini saya tujukan sebagai pembelajaran supaya yang laen .. nggak terjerumus ke lubang yang sama.

    Jadi Deejaaa ... nggak usah takut kotor. Masih ada Bunda Atli yang nanti ngemandiin kan???

     
  • At 5:54 PM, Blogger TomInta family said…

    Wah yg kayak gini teh kadang suka ambigu buat saya. Disatu sisi setuju banget klu pengalaman berkotor2 juga ada baiknya buat anak. no problemo lah, toh bisa dibersihkan, gitu teori saya dulu,
    Eh apekteh pada praknya saya jadi bingung sendiri, krn kejadiannya sama Irsyad disaat2 tangannya kotor itu teh dia suka ngucek matalah, ngusap mulutnya lah, naaahh disitu saya teh takut si kotor akan jadi masalah. Bingung deh, jd skrg cuma bisa ngawasin dan ngewanti2 aja klu mau ngelap muka jangan ketika tangannya kotor. Soalnya klu mau dilarang sama sekali gimana ya, secara umminya Irsyad dulu menikmatiii sekali main jualan lotek2an dengan zutaten tanah, batu2 kecil dan daun2 yg berguguran dihalaman rumah :D

     
Post a Comment
<< Home
 

Daisypath Ticker

   
 

Our Birthday :
 
Lilypie 6th to 18th Ticker
 
Lilypie 5th Birthday Ticker
 
Lilypie 2nd Birthday Ticker
About Me

Amalia
Bandung, Indonesia
a Wife, Mother of 3 children, an Employee


See my complete profile
Previous Post
Archives
Shoutbox


Free shoutbox @ ShoutMix

My Family
Coretan Naila
Links
Powered by

Free Blogger Templates

BLOGGER
Free Shoutbox Technology Pioneer

since 06/10/06
Counter
Counter