Kejadian pertama terjadi pada saat pengambilan raport Naila di SD. Bina Talenta, Sabtu tanggal 1 Juli 2006. Pertama-tama ibu Heni, - wali kelas Naila-, menerangkan panjang lebar bagaimana perkembangan akademis, sosial, emosi & motorik Naila selama di Kelas 2, kemudian .... Bu Heni : "Ibu, Akhir-akhir ini Naila itu kalau membawa bekal roti atau kue, selalu memberi saya 1 potong roti atau kue-nya. Apabila saya menolak, naila selalu memaksa dengan mengatakan bahwa Ibu sudah tahu, kalau Naila akan membagi roti/kue-nya kepada saya" Mamah: "Oooh . . . tidak apa-apa bu, memang setiap pagi, apabila saya sedang menyiapkan bekalnya ke sekolah, Naila selalu berpesan harus membawa lebih, karena yang satu potong akan dikasihkan kepada Bu Heni."
Bu Heni: "Ooo ... begitu. Saya sebetulnya tidak enak. Tapi Naila-nya memaksa. Hanya Naila saja yang selalu membagi bekalnya kepada saya ... "
Mamah: "Sudah bawaannya Naila, senang memberi. Waktu di kelas 1, Naila pernah membagi-bagikan pensilnya, dengan alasan, kalau Mamah-ku di rumah masih punya banyak. Di rumah pun begitu, kadang barang-barang yang saya rasa, masih bisa digunakan Naila, sudah Naila berikan kepada teman-temannya. "
Bu Heni dan Mamah sama-sama tersenyum maklum .. . --- " --- Sepulang dari Bina Talenta, Mamah langsung ke PG Pertiwi, karena jadwal pembagian raportnya bersamaan.
Pertama-tama ibu Erni, - Wali kelas Reyhan-, menerangkan panjang lebar bagaimana perkembangan Reyhan selama satu tahun berada di bawah bimbingan bu Erni, kemudian .... Ibu Erni : "Ibu, Akhir-akhir ini Reyhan itu kalau membawa bekal roti, selalu memberi saya 1 potong roti. Apabila saya menolak, Reyhan selalu memaksa. Aku punya 2 roti, satu untuk aku, satu lagi buat bu Erni, begitu bu kata Reyhan kepada saya. Roti itu pun harus saya makan di hadapan Reyhan, bersamaan dengan Reyhan memakan rotinya. " Mamah(tersenyum): "Oooh . . . tidak apa-apa bu. Percaya atau tidak, baru saja Wali Kelas kakaknya Reyhan – Naila, memberitahukan juga bahwa Naila juga suka ’maksa’ memberikan sebagian bekalnya roti/kue kepada ibu Gurunya. " Bu Erni: "Ooo ... begitu. Mungkin sudah keturunan ya bu "(Bu Erni tertawa). Saya sebetulnya tidak enak. Tapi Reyhan-nya maksa. Hanya Reyhan saja yang selalu membagi bekalnya kepada saya. Yang saya salut pada Reyhan itu, Reyhan sendiri tidak pernah tertarik / kabitaan (b. Sunda) pada bekal anak yang lain, tapi kalau yang lain minta bekalnya, - Reyhan kan kalau bawa susu ultra suka bawa 3 ya bu -, yang 2 dia minum, yang 1 selalu dia berikan kepada siapa saja temannya yang minta ...
Itu Naila dan Reyhan. Apakah Zahra pun nanti akan selalu ’memaksa’ untu membagikan bekalnya pada Gurunya ???
Dejavu |
coba saya jadi gurunya naila/reyhan bakal cepet gemuk ya,...