Masih tentang Reyhan yang lagi 'jatuh cinta' sama kaki Mamah. Karena Reyhan itu penganut paham 'reverse'
(=kebalikan, jadi klo dilarang malah dilakukan, klo disuruh malah nggak mau melakukan), Mamah ajak aja Reyhan diskusi.
Mamah:
"Rey, jangan cium kaki Mamah. Kaki Mamahnya kotor kan."Reyhan:
"Kalau kaki Mamahnya bersih, aku boleh cium kaki Mamah?"Mamah:
"Boooleeeh . . ."
Reyhan:
"Asyiiiik .... Mamah, ayo kau cuci kaki dulu !!!"
Bukan Tawaran Semusim, adalah tawaran Naila pada Mamah sekitar 1 minggu yang lalu. Waktu itu Naila baru saja pulang 'ngabuburit' dari rumah Neneknya. Entah habis main apa dengan kakak sepupunya disana, pulang-pulang Naila menawarkan diri untuk memijat pundak, tangan, punggung dan kaki Mamah. Wah, tawaran yang tidak boleh disia-siakan. Cuma, sayangnya tawaran itu dikemukakan Naila dikala Mamah sedang bermain dengan Zahra dan direcoki oleh Reyhan. Jadi ketika tangan Naila baru saja mampir di pundak Mamah, Reyhan langsung mendorong Naila dan menggantikan posisi tangan Naila di pundak Mamah. Masih sabar, Naila pindah posisi, mau memijit kaki Mamah yang sedang duduk berselonjor di karpet menunggui Zahra bermain. Tapi dasar Big Boss Reyhan, tidak berkenan, didorongnya lagi sang Kakak sambil berteriak
"Tiiidaaak . . . aku saja yang mau pijat Mamah". Akhirnya? Mereka berdua saling dorong. Sehingga SANG WASIT harus melerai, dan mengatakan bahwa hari itu Mamah tidak merasa pegal dan tidak ingin dipijat oleh SIAPA PUN (duuh ... coba si Ma Ene, yang biasa mijat Mamah datang ntar malam, mau juga nih badan dipijat dari ujung kaki sampai ujung kepala ... hhhmmm). Akhirnya Naila berkata:
" Ya sudah, tapi kalau kapan-kapan Mamah pegal-pegal dan mau dipijat, kasih tahu aku yaaa, nanti aku pijatin". Sebelum ditimpali Reyhan, Mamah cepat-cepat menjawab:
"Iya." Tanpa berharap banyak, bahwa tawaran itu akan berlaku lama. Mamah menganggap itu hanya perbincangan sore itu saja, dan tidak mengingatnya lagi.
Tapiii kemaren sore, setelah seharian berkeliling-keliling, ngejar-ngejar diskon (hihihi), Zahra sedang tidur, Mamah baru saja mandi, betis ini kok rasanya beraaaaat sekali. Coba-coba membaringkan badan di atas sofa panjang di ruang tengah, disamping Naila yang asyik dan serius sedang bermain game di laptop menunggu maghrib datang, tiba-tiba Mamah ingat tawaran Naila hampir 1 minggu yang lalu. Iseng-iseng, pengen ngegodain Naila, tanpa berharap banyak, bahwa Naila akan ingat pada tawarannya dan mau meninggalkan keasyikannya bermain game, apalagi sedari siang, laptop dimonopoli oleh Reyhan, Mamah nyeletuk sambil mengerling Naila:
"Duuh.. kaki Mamah pegel banget. Klo nggak salah dulu pernah ada yang menawarkan diri untuk mijatin Mamah, klo badan Mamah pegel-pegel". Tadinya Mamah kira Naila akan berkelit, dengan alasan sedang main Game. Seandainya begitu pun, Mamah tidak akan maksa. Soalnya Mamah juga tahu, Naila nunggu lumayan lama untuk dapat giliran main game di laptop. Tapiii Mamah sungguh kaget dan hampir tak percaya, ketika Naila tersenyum maniiieeez sekali dan berkata:
"Kaki Mamah pegal? Nanti ya Mah, aku save dulu". Dia save dulu game komputernya kemudian beranjak mendekati Mamah dan kembali bertanya:
"Mamah mau dipijetinnya pake tangan atau mau diinjak-injak kakinya?". Hiks . . . Mamah terharu sekaligus merasa bersalah. Lha . . . Naila tadi lagi asyik, kok digangguin. Akhirnya:
" Diinjekin aja Kak, 5 kali juga cukup". [Lha ... iya lah, lebih baik di-injek-in, soalnya tangan Naila yang mungil dan kurus, nggak mungkin terasa di betis besar Mamah . . . hi..hi..hi].
Akhirnya setelah 5x, Naila meng-injak-injak betis Mamah, Mamah memintanya berhenti:
"Terima Kasih Kak, Alhamdulilah, kaki Mamah sekarang sudah tidak pegal lagi". Naila melompat turun dengan senyum bahagia dan kembali lagi ke laptopnya - yang untung tidak diserobot Reyhan selama Naila sedang memijat Mamah, Wah kalau sampai kejadian Laptopnya dikuasai Reyhan lagi, Mamah bakalan tambah merasa bersalah -.
Terima kasih Kakak Naila, I Love You, ternyata tawaranmu Bukan Tawaran Semusim ....
ya ampyuunn...mpe terharu biru deh baca ceritanya...