Di usianya yang 10 bulan, tentu saja Zahra belum bisa komplain seperti Reyhan yang setiap senin pagi pukul 6 pagi di kala baru bangun dari tidur lantas meronda dari kamar ke kamar mencari sang Papah. Rey: "Papah mana?" Mamah: "Papah sudah pergi ke Jakarta" Rey: "Papah kelja?" Mamah: "Iya" (Sambil merangkul dan kemudian memeluk Reyhan). Duluuu . . . Naila juga begitu. Setiap senin pagi adalah episode "Papah dimana?". Sekarang Naila sudah mengerti, dan jarang bertanya lagi. Reyhan masih bertanya, kadang mau menerima jawaban, kadang nangis dulu, klo masih kangen sama Papah. Klo Zahra, belum bisa bertanya. Tapiii yang pasti, kapan pun Papah muncul, entah itu Jum'at malam, atau klo Papah ngga sibuk dan capek, Rabu malam - Thanks to Cipularang, mudah-mudahan ngga pernah ambles lagi :) -, Zahra pasti menyambut Papah dengan senyuman. Subhanallah, ikatan itu selalu ada. Jikalau Papah ngga sempat pulang hari rabu, Jumat pun Papah datang, Zahra tidak lupa jika laki-laki yang datang dengan badan dan pikiran yang lelah, setelah mengais rejeki jauh dari keluarga itu adalah Papah. Papah cukup menyapa : "Haloo . . . Maniez" (Hiks ... dulu sapaan itu kepunyaanku ;-) ) Maka Zahra akan balas tersenyum dan mengulurkan tangan minta digendong.
|
haha... saingan sama zahara nih sekarang :D apa kabar mba lia?