Di awal-awal kehidupan kalian ... Dimana jalan yang akan ditempuh, insya allah masih panjang ... Jangan pernah lupa untuk sesekali menengok ke belakang, kenangan-kenangan yang nantinya menjadi bekal untukmu melangkah di masa datang ...

 
Thursday, March 22, 2007
Kembali ke Laptop !!!
 
Mamah sedang sedih !!!.
 
Kemaren sore mamah, dapat email dari milis kantor. Judul emailnya sangat fantastis : "Gaji Tukul Arwana 1/2 juta per-menit Setengah dari David Beckham! ". Isi dari email itu bisa dibaca di www.tukularwana.com Email itu Mamah baca selintas saja, dan tidak dijadikan beban pikiran, hanya sekedar takjub walaupun paragraf terakhir email itu cukup mengena di hati :
 
Kesimpulan akhir, ternyata Indonesia punya "David Beckham" juga lho. Kesimpulan tambahan,
inilah gambaran ketimpangan penghasilan di Nusantara.
 
TANYA KENAPA?
Bagaimana dengan diri anda? Berapa waktu yang anda perlukan untuk meraih 1 juta rupiah?
Apakah sanggup mengalahkan rekor Mas Tukul yang cuma memerlukan 2 menit saja?
 
Jelas Mama perlu waktu dan pengorbanan yang banyak untuk meraih 1 juta rupiah. Tapi Mamah percaya masing-masing orang punya Rejeki-nya sendiri-sendiri, yang harus dikejar dan diraih lewat usaha. Yang pasti Tukul-pun sudah melewati jalan yang pastinya sangaaatt panjaaaaangg.. untuk bisa sampai ke tempatnya sekarang ini. Tak berfikir lebih panjang, email itu pun sudah dengan cepat terlupakan.
 
Pulang kerja sore hari, sambil bermain bersama Zahra, Mamah nonton Redaksi Sore di Trans|7. Di segmen terakhir pemberitaannya, mereka mengangkat fenomena "Penyewaan anak oleh Pengemis". Duh... seorang pengemis, ibu Tirah namanya, 'menyewa' anak tetangganya seharga 5000 rupiah untuk dibawa mengemis. Karena dengan membawa anak, maka 'pendapatannya' akan meningkat. Ibu Tirah ini terpaksa mengemis, karena suaminya menderita penyakit lepra. Sementara ibu si Anak merelakan anaknya dibawa mengemis, karena merasa mendapat penghasilan tambahan sebesar 5000 rupiah sehari, untuk menambah penghasilannya sebagai tukang cuci dan lumayan, si balita ada yang menggendong sepanjang hari jadi si ibu bisa leluasa menyelesaikan pekerjaan mencucinya. Simbiosa mutualisma. Saling menguntungkan. Semuanya senang. Tapi Mamah tidak senang. Karena mamah terlibat di dalamnya. Karena mamah termasuk satu dari sekian banyak orang yang akan tersentuh manakala melihat bayi dan anak-anak, di panas terik yang bikin kepala pusing, harus berseliweran di antara mobil2 di perempatan jalan. Mamah merupakan satu dari sekian banyak yang juga 'lebih rela' mengulurkan uang pada mereka yang menggendong bayi atau pada anak-anak yang menadahkan tangan daripada memberikan recehan pada ABG-ABG yang rambutnya dicat, hidung dan telinga ditindik lalu membunyikan gitar.
 
Tapi melihat reportase kemaren sore, Mamah jadi berfikir, apakah dengan mengulurkan uang kecil untuk bayi, balita dan anak-anak pengemis itu Mamah sudah menolong mereka?. Karena mereka akhirnya memang menjadi 'alat' untuk meningkatkan pendapatan' orang tua mereka?. Tapi jelas Mamah pun tidak bisa menudingkan telunjuk pada 'ibu Tirah' sebagai orang yang tidak bertanggung jawab, karena kesulitan hidup dan ekonomi yang 'memaksa'nya untuk mengemis dan 'menyewa' balita untuk meningkatkan 'pendapatan'. Dan begitu reportase itu selesai, tiba-tiba
saja Mamah teringat kembali email tentang Tukul. Dan sore itu Mamah jadi sedih. Jelas ada sesuatu yang salah di negeriku ini.
 
Tadi pagi ketika berangkat ke kantor, Siaran Radio Pagi yang biasanya menemani perjalanan Mamah ke kantor sedang hangat-hangatnya membahasa fenomena 'Tukul di DPR'. Laptop seharga 21 juta akan diberikan kepada 550 Anggota DPR. 21 Juta !!!. Mamah yang berkecimpung di dunia TI, cukup paham, spek seperti apa yang akan didapat dari Laptop seharga 21 Juta itu. Tapi jika para Dewan yang terhormat itu membutuhkan laptop untuk mengetik/membuat draft, sekedar bisa konek ke internet untuk berkomunikasi... Mamah yakin mereka tidak perlu spek laptop seharga 21 Juta...Dan Mamah mulai berhitung dan berandai-andai, jika saja para anggota Dewan rela menyisihkan dari gaji mereka untuk membeli laptop pribadi untuk digunakan oleh mereka pribadi, dan merelakan 21 juta x 550 = 11,55 milyar untuk diberikan pada se-ribuan ibu Tirah sebagai modal untuk mereka membuka usaha, sehingga ibu Tirah tidak perlu menyewa anak balita, dan si balita bisa terbebas dari panas dan debu polusi, bisa bermain mengisi hari-hari kecilnya seperti layaknya Zahra sekarang mengisi hari-harinya, belajar tentang hal-hal yang baru. Seandainya saja ... para Anggota Dewan itu mau merelakan 'fasilitas Laptop seharga 21 Juta' itu untuk menyelamatkan nasib para bayi, balita dan anak-anak jalanan.. tentunya Negeriku ini tidak akan banyak mendapat bencana dan musibah ...
 
Sekjen DPR di detik.com mengatakan "Bisa saja DPR membeli laptop dengan harga 5 atau 6 juta, tapi kita tidak ingin beli laptop murah yang 3 atau 4 bulan rusak. Kita ingin beli laptop yang ada jaminannya 3 sampai 4 tahun". Percayalah Pak, Bapak belikan anggota DPR Laptop seharga 21 Juta hari ini, maka sebulan kemudian Laptop itu sudah Kadaluarsa alias ketinggalan jaman. Karena akan muncul Teknologi baru yang lebih canggih. Dan saya yang membayar pajak, lebih rela uang hasil pajak itu digunakan untuk menyelamatkan ibu Tirah, bayi, balita dan anak-anak yang terpaksa menjadi pengemis di negerinya sendiri...daripada membelikan Laptop untuk para Anggota Dewan, yang kemudian menenteng laptopnya untuk pergi study banding keluar negeri dan tertangkap basah sedang shopping di Toko-Toko Barang-Barang Mewah.
 
Dan pagi ini.. Mamah sedih lagi ....:-((

Labels:

posted by Amalia @ 11:40 AM   17 comments

Daisypath Ticker

Friday, March 16, 2007
Menghitung hari
 
"Mamah, ini hari apa?". Kalimat tanya tersebut merupakan kalimat rutin yang setiap hari PASTI dilontarkan oleh Reyhan. Waktunya tidak selalu sama. Kadang di pagi hari, tidak lama setelah Reyhan bangun, kalimat itu sudah dilontarkannya. Tapi ada juga hari dimana, kalimat tersebut baru diutarakan malam hari, sekitar pukul 7 malam. Tapi Mamah bisa memberi 'jaminan', sampai saat ini bisa dikatakan TIADA HARI TANPA KALIMAT TANYA tersebut...:-)

Konteks kalimat tanya tersebut bagi Reyhan, adalah pulang atau tidaknya Papa ke rumah. Jika Jawabannya BUKAN hari Rabu atau Jum'at (aka Senin, Selasa, Kamis), maka Reyhan akan mulai menyanyikan lagu "Menghitung Hari" :

Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jum'at, Sabtu, Minggu
Itu nama-nama hari
Hari Minggu tidak sekolah
aku bantu ibu di rumah saja

hahaha... Lagu "Menghitung Hari"-nya memang bukan lagunya KD...:)

Tapii...jika jawaban Mamah adalah hari Rabu atau Jum'at, Reyhan akan bersorak gembira dan bersiap-siap untuk menunggu Papa datang. Duluu Naila kecil pun sukaa sekali bertanya kapan Papa Pulang. Apalagi zaman Naila dulu, Papa Belum punya mobil sendiri dan belum ada Cipularang. Jadi Papa memang hanya pulang di hari jum'at saja. Tapi kalau sekarang, sebisa mungkin Papa menyempatkan diri untuk pulang di tengah minggu pada hari rabu.
Jikalau jalanan lancar, papa bisa sampai di rumah pukul setengah delapan malam. Alhamdulilah, ada waktu sedikit untuk bertemu dan bercengkrama dengan anak-anak. Walaupun untuk itu, besok paginya Papa sudah harus berangkat pukul 5 pagi dari rumah. Papa pasti SANGAT LELAH. Tapi Papa memang seperti itu. Orang yang selalu menomorsatukan anak-anak. Bisa dibilang motto Papa: "Apapun demi anak". Orang bahkan cenderung memberikan penilaian bahwa Papa memanjakan anak-anak. Hampir 100% boneka dan mainan Naila dan Reyhan yang sekarang berserakan di segala penjuru rumah, hasil transaksi papa di toko. :). Naila dan Reyhan pun tahu betul, percuma minta dibelikan mainan sama mama, jarang dibelikan. Tapi kalau minta sama Papa, biasanya tanpa banyak berargumen, papa pasti belikan.
Untuk soal yang satu itu, Mamah belum berhasil mengajak Papa 'ber-koalisi". Walaupun Mamah sudah mengajukan pendapat dari para ahli, bahwa orang tua harus saling mendukung, biar anak ngga bingung, tapi Papa kadang mengijinkan/membolehkan apa-apa yang tadinya dilarang/tidak diijinkan oleh Mamah.
Ketika Reyhan menginginkan mainan "walkie talkie" di satu toko mainan di BSM, mainan itu sudah didekapnya di dada. Tapi Mamah sudah 'shock' duluan melihat harganya. Jadi Mamah bujuk Reyhan untuk menyimpan kembali mainan tersebut ke display, dan apa kata Reyhan: "Mustinya tadi Mamah jangan ikut ke BSM. Kalau Mamah ikut, aku ngga bisa beli mainan". Halah... :-( dan ternyata pada akhirnya 2 minggu kemudian, mainan tersebut betul-betul dibelikan papa, dengan dalih, harganya sudah diskon dan Mamah waktu itu tidak ada di TKP (Tempat/Toko Kejadian Pembelian...:)).
Tak heran, pertanyaan "ini hari apa?" selalu terlontar setiap hari dari Reyhan, kan??? :-)
updated:
Terima kasih untuk teman-teman yang telah mendoakan kesembuhan Papa. Rupanya cuaca Jakarta yang tidak bersahabat, dan kondisi Papa yang capek, menyebabkan Papa harus 'beristirahat dulu di rumah' selama 2 hari. Hari ini Papa sudah mulai beraktivitas lagi, walaupun lidah masih berasa pait. Mudah2an perjalanan Papa pulang ke Bandung sore ini tidak mengalami hambatan. Alhamdulilah, wiken ini Long Weekend, jadi Papa bisa beristirahat lama-an dikit di Bandung.
posted by Amalia @ 12:56 PM   10 comments

Daisypath Ticker

Thursday, March 15, 2007
Maafkan aku, Kasih ...
 
Maafkan aku, Kasih ...
Karena aku tidak bisa disisimu saat ini ...
Maafkan aku, Kasih ...
Karena aku tidak bisa merawat sakitmu saat ini ...
 
Maafkan aku, Kasih ...
Karena di saat kau perlukan belaian tanganku ...
Untuk menghapus butiran keringat dari demammu ...
Aku tak ada disisimu ...
 
Maafkan aku, Kasih ...
Karena di saat kau perlukan sup hangat ...
Untuk menghangatkan gigil tubuhmu ...
Aku tak ada disisimu untuk menyuapimu ...
 
Maafkan aku, Kasih ...
Karena ketakberdayaan dan ketakmampuanku ...
Untuk langsung terbang kesisimu ...
Untuk merawat sakitmu ...
 
Doaku untuk kesembuhanmu ...
Aku panjatkan dalam setiap helaan nafasku ...
Kupinta Naila dan Reyhan untuk mendoakan kesembuhanmu ...
Kala mereka menanyakan kehadiranmu rabu sore kemarin ...
 
Maafkan aku, Kasih ...
 
Buat Papa yang sejak kemarin mengalami demam dan pusing ...
Buat Papa yang terpaksa kemarin pergi sendiri ke Rumah Sakit ...
Buat Papa yang terpaksa kemarin mengantri sendiri obat ...
Buat Papa yang terpaksa hari ini istirahat di rumah Nenek Tanggerang ...
 
Mudah-mudahan cepat sembuh ya Paa... I Love You ...
posted by Amalia @ 2:38 PM   4 comments

Daisypath Ticker

Tuesday, March 13, 2007
Bingung..??!! Harus Bagaimana ..??!!
 
Senin pagi, sambil mengikat rambut Naila sebelum Naila pergi sekolah (Minggu ini Ujian Tengah Semester UTS di Bina-Talenta) :

Mamah (M) : Kakak, nanti hati-hati dalam mengerjakan soalnya yaa... Kalau dalam bahasa Indonesia, perhatikan penulisan huruf besar & kecil, tanda titik dan koma...
Naila (N) : Iyaa...
M : Kalau menjawab pertanyaan dari bacaan, jangan sampai ada yang terlewat, karena jawabannya pasti semua ada di bacaannya....
N : Iya Ma...
M : Tadi malam, mamah sudah buat soal latihan bahasa inggris buat kakak. Nanti siang, kayaknya Mamah ngga bisa keluar kantor, jadi kakak belajar bahasa inggrisnya sendiri saja yaaa. Kerjakan soal2 yang sudah mamah buat. Jadi nanti malam, kita tinggal tanya jawab KTK saja...
N : Iya Ma... Nanti pulang sekolah, aku mau istirahat dulu. Habis makan, baru aku kerjakan soal2 dari Mamah yaaa...
M : Iya. Kan Kakak nanti pulangnya jam 11, jadi bisa istirahat dulu 1 jam. Jam 12 kakak makan siang, kemudian sholat, habis itu kerjakan soal2 bahasa inggrisnya...
N : Kalau soalnya sudah selesai, aku nanti boleh main lagi kan ??
M : Iya dong, asal soal2nya sudah selesai.
N : Iya Maa... nanti soal2nya aku kerjakan. Aku pergi dulu yaaa.... Assalammualaikum (*Sambil berlari menenteng tasnya menuju mobil jemputan*)
M : Waalaikumsalam.... Jangan buru-buru ngerjakan soal ujiannya yaa... periksa kembali jawabannya kalau sudah selesai...

Di kantor, hari senin, banyak yang harus dikerjakan. Ketika mamah sadar melirik jam, tak terasa sudah waktunya istirahat siang. Jam 11.30. Mamah tergoda untuk menelpon ke rumah, untuk sekali lagi mengingatkan Naila untuk belajar. Tapi kemudian Mamah menahan diri. "Ah.. gadis kecilku itu sekarang kan sudah 8 tahun". Tidak jadi soal, jam berapa akan dikerjakannya soal2 latihan yang mamah buat malam sebelumnya. Tadi pagi Naila sudah berjanji akan mengerjakannya. Mamah yakin, klo nanti sore Mamah pulang, soal-soal itu akan selesai. Apalagi soal-soal itu begitu mudahnya. Ulangan Bahasa Inggrisnya kemarin pun nilainya 10.

Jam 2 siang, sekali lagi Mamah tergoda untuk menelpon Naila, untuk menanyakan apakah Naila sudah selesai mengerjakan soal2 latihan bahasa inggrisnya. Tapi sekali lagi, Mamah berfikir ulang. Sekarang sudah saatnya untuk melihat, apakah Naila sudah punya kesadaran sendiri untuk melakukan kewajiban atau setidaknya menepati komitmennya tadi pagi. Tanpa harus terus menerus diingatkan. Jadi, mamah letakan kembali telponnya.

Jam 5 sore, Mamah sampai ke rumah. Rumah sepi. Hanya Zahra yang menyambut. Ternyata Reyhan sedang tidur 'siang'. Sementara Naila pergi mengaji. Selesai mandi, mamah masuk ke kamar Naila. Mamah lihat buku latihannya tergeletak di atas meja. Disampingnya ada pensil dan penghapus, tetapi ada juga 3 komik tintin tertumpuk di meja belajarnya Naila. Ketika Mamah buka buku latihannya, ternyata soal2 itu hanya Naila kerjakan 1/3-nya. Dari 1/3nya itu hampir 1/2nya salah. Padahal soal2 itu tidak ada bedanya dengan soal2 ulangan bahasa inggrisnya yang tidak sampai 1 minggu yang lalu, Naila kerjakan dan mendapat nilai 10. Mamah mengerutkan kening. Tiba2 saja kepala Mamah terasa beraatt. Pusiiingg. Kecewa ?? tentu.... tapi mau bagaimana lagi. Akhirnya, Mamah ajak Zahra bermain, sambil menunggu Naila pulang dan Reyhan bangun. Lumayan, melihat Zahra berlari-lari keliling ruangan, memanjat lemari, memanjat meja komputer... paling tidak sedikit mendinginkan kepala Mamah.

Ketika Naila pulang jam 6 sore, pada saat mengucapkan salam, Mamah sudah lihat 'rasa bersalah' di wajahnya. Karena Mamah punya cukup waktu tadi 'mendinginkan' kepala, Mamah bisa bertanya dengan nada biasa pada Naila. Apa yang terjadi? Kenapa soal2 latihannya tidak dikerjakan? Kenapa soal2nya dikerjakan asal-asalan, padahal Mamah tahu betul, Naila MAMPU dan BISA mengerjakan soal2 tersebut?.Panjang lebar, Naila menjelaskan, kalau tadi siang ada Bi Dede -adiknya Bi Isah (PRT kami)- yang berkunjung sambil membawa anaknya Al, yang seumuran dengan Reyhan. Naila sudah mencoba untuk duduk di meja belajar dan mengerjakan soal, tapi berhubung dari ruang tengah terdengar Reyhan dan Al asyik bermain, akhirnya Naila terburu-buru mengerjakan soal dan kemudian malah ikut bergabung main dengan Reyhan dan Al.

Malam itu mamah merenung lagi. Strategi bagaimana lagi yang harus mamah terapkan pada Naila, supaya Naila bisa lebih 'aware' akan kewajiban2nya. Kejadian seperti diatas itu bukan sekali dua terjadi. Dulu mamah memaklumi, karena faktor usia Naila. Tapi sekarang Naila sudah 8 tahun. Seorang Pakar Pendidikan pernah menasihati, bahwa anak jangan disuruh belajar. Tapi ditanya kapan dia mau belajar. Biar si Anak yang mengatur sendiri. Konsep itulah yang sedang mamah terapkan pada Naila. Jika ada PR, maka mamah akan tanya kapan PR itu akan Naila kerjakan. Tapi tetap saja, ketika waktu yang Naila sudah tetapkan itu, Naila tetap asyik dengan kesibukannya semula. Dan harus kembali diingatkan. Sama dengan kewajiban shalat 5 waktunya. Apabila tidak diingatkan/disuruh, bisa-bisa bablas, ngga sholat.

Duh... bingung...?? Harus bagaimana nih...??!! Ayo..ayo.. share dong pengalamannya....atau ada yang punya tips & trik...
posted by Amalia @ 11:31 AM   10 comments

Daisypath Ticker

Monday, March 12, 2007
Intermezzo
 
Minggu sore, Mama sedang menemani Zahra main di lantai, sementara Papa sedang asyik 'membaca' iklan baris di koran kompas.
 
Papa (P) : Mau beli SPBU nggak ?? nih ada yang nawarin ...
Mama (M) : Berapa harganya ?? (Sambil memperhatikan bagaimana Zahra membuat garis di kertas dengan menggunakan pinsil warna kepunyaan Reyhan)
P : 7 Milyar...
M : Boleh saja, mau beli berapa ??
P : Kita beli 2 aja yaa....
M : OK !!
 
Huahahaha... memangnya Pisgor ??? *MimpiKaliYeee*...
Amin...Amin... Mudah2an diberi rizki oleh Yang Maha Kuasa, supaya cita-cita buat beli 2 SPBU kesampaian. Amin....
 
:-D
posted by Amalia @ 10:12 AM   5 comments

Daisypath Ticker

   
 

Our Birthday :
 
Lilypie 6th to 18th Ticker
 
Lilypie 5th Birthday Ticker
 
Lilypie 2nd Birthday Ticker
About Me

Amalia
Bandung, Indonesia
a Wife, Mother of 3 children, an Employee


See my complete profile
Previous Post
Archives
Shoutbox


Free shoutbox @ ShoutMix

My Family
Coretan Naila
Links
Powered by

Free Blogger Templates

BLOGGER
Free Shoutbox Technology Pioneer

since 06/10/06
Counter
Counter