Di awal-awal kehidupan kalian ... Dimana jalan yang akan ditempuh, insya allah masih panjang ... Jangan pernah lupa untuk sesekali menengok ke belakang, kenangan-kenangan yang nantinya menjadi bekal untukmu melangkah di masa datang ...

 
Thursday, October 19, 2006
Menyongsong Hari Kemenangan Nan Suci
 


--- Find the others only on Babaflash.com ---
---
Supported by BukuKita.com ---

Kami sekeluarga mengucapkan :

Selamat Iedul Fitri
1 Syawal 1427 H
Minal Aidzin Wal Faidzin
Mohon Maaf Lahir & Bathin

Papah, Mamah, Naila+Reyhan+Zahra

posted by Amalia @ 9:11 AM   7 comments

Daisypath Ticker

Tuesday, October 17, 2006
Ada SMS masuk ...
 

Minggu lalu, Mamah dapat 3 email beruntun dari Papah dalam satu hari. Ketika dibuka isinya undangan bukber kantor Papah, di berbagai resto dan bistro. Berhubung Papah di Jakarta, Mamah di Bandung, ngga mungkin lah Mamah ikutan gabung. Jadii, Glek .. Glek .. di Bandung bagian nelen ludah ajah...hihihi.

Kemaren sore, ada SMS masuk dari Papah. Isinya: "Nanti sore ada bukber lagi dari kantor". Sedikit dongkol, berhubung ngga bisa ikutan (lagi), Mamah jawab: "Guten Appetit. Ingat-ingat anak-isteri dong klo lagi makan enak". Klo si Abang di lagu "SMS" pinter bersilat lidah, Papah juga tak mau kalah. Dibalasnya SMS Mamah: "Nama Restonya Penang Bistro. Coba lihat-lihat di Internet, trus klo ada menu yang Du mau, sms Ich. Nanti Ich yang makan :)". Dasaaaar ... hihihi

Note: Du : kamu, Ich : aku (b. Jerman)

Selalu begitu :-D. Dulu pernah Papah dinas ke bali. Suatu malam, kirim SMS: "Lagi di kuta, barusan makan lobster. Enak". Mamah yang seumur-umur belum pernah makan lobster, jelas ngeces. Jadi Mamah jawab SMS-nya: "Makan enak sendiri aja, inget anak-isteri dong". Balesan Papah: "Justru karena Ich inget, Ich makannya banyak :)". Huuuu... itu mah gembul namanya Tuan :-D.
posted by Amalia @ 8:46 AM   6 comments

Daisypath Ticker

Thursday, October 12, 2006
Tatapan Cintaaaaa
 

Di usianya yang 10 bulan, tentu saja Zahra belum bisa komplain seperti Reyhan yang setiap senin pagi pukul 6 pagi di kala baru bangun dari tidur lantas meronda dari kamar ke kamar mencari sang Papah.
Rey: "Papah mana?"
Mamah: "Papah sudah pergi ke Jakarta"
Rey: "Papah kelja?"
Mamah: "Iya" (Sambil merangkul dan kemudian memeluk Reyhan).
Duluuu . . . Naila juga begitu. Setiap senin pagi adalah episode "Papah dimana?". Sekarang Naila sudah mengerti, dan jarang bertanya lagi. Reyhan masih bertanya, kadang mau menerima jawaban, kadang nangis dulu, klo masih kangen sama Papah.
Klo Zahra, belum bisa bertanya. Tapiii yang pasti, kapan pun Papah muncul, entah itu Jum'at malam, atau klo Papah ngga sibuk dan capek, Rabu malam - Thanks to Cipularang, mudah-mudahan ngga pernah ambles lagi :) -, Zahra pasti menyambut Papah dengan senyuman.
Subhanallah, ikatan itu selalu ada. Jikalau Papah ngga sempat pulang hari rabu, Jumat pun Papah datang, Zahra tidak lupa jika laki-laki yang datang dengan badan dan pikiran yang lelah, setelah mengais rejeki jauh dari keluarga itu adalah Papah.
Papah cukup menyapa : "Haloo . . . Maniez" (Hiks ... dulu sapaan itu kepunyaanku ;-) )
Maka Zahra akan balas tersenyum dan mengulurkan tangan minta digendong.
posted by Amalia @ 1:11 PM   7 comments

Daisypath Ticker

Wednesday, October 11, 2006
Rey New Hair Cut
 

Kejadian ini sudah lama. Tepatnya 1 minggu sebelum puasa. Baru diposting sekarang, karena Mamah kan sibuk 'nge-cat rumah' ... hihihi.

Jadi, sebetulnya sudah lama Papah geregetan lihat rambut Reyhan yang menurut Papah sudah gondrong. Papah sudah gatel aja pengen nyukurin Reyhan. Secara Reyhan rambutnya memang nurun dari Mamah, tebal dan ikal. Jadi klo dibiarkan panjang, bisa mengembang kayak edy brokoli *hiperbol pisan*. :D

Tapii berhubung Mamah tidak setuju, karena berdasarkan kacamata Mamah (dan IYA Mamah memang pake kacamata), rambut Reyhan belum tergolong gondrong lagipula masa Lebaran nanti Reyhan botak. Jadi, sssttt ... diam-diam mamah menyabotase rencana Papah buat nyukurin Reyhan. Setiap malam sebelum tidur, Rey selalu Mamah bisikin supaya bilang ngga mau, klo Papah mau cukurin (hiks .. maaf yah Pah, rencanamu daku sabotase). Belum lagi setiap weekend klo Papah ada di rumah, sengaja Papah dibuat sibuk supaya lupa. Jadi, dari sejak Papah niatin mau nyukurin Reyhan, ada 3 mingguan waktu berlalu, rambut Reyhan lolos dari gunting cukur.

Tapii suatu malam sebelum tidur, Reyhan ribut bahwa bantalnya kotor, padahal kebiasaan Mamah sebelum tidur, ya 'nepuk-nepuk' kasur dan bantal pake sapu lidi, supaya bekas-bekas Naila dan Reyhan ber-trampolin di kasur bisa diminimalisasi. Ketika Mamah raba, ternyata bantal Reyhan 'ngeres'(tidak sama dengan piktor loh yaaa... ini ngeres dalam arti sebenarnya, banyak butiran-butiran pasirnya gitchuuu). Akhirnya bantal itu Mamah ganti dengan bantal yang lain, tapi kemudian Rey mengeluhkan hal yang sama. Mamah lihat ke langit-langit di kamar, takutnya langit-langit di kamar mulai merontokkan diri. Tapi dilihat secara fisik masih bagus, akhirnya Mamah minta Reyhan pindah posisi tidur. Begitu pun Reyhan masih mengeluhkan banyak pasir. Disini Mamah mulai curiga, jangan-jangan si BIANG PASIR nih ya REYHAN sendiri. Akhirnya Mamah usap rambutnya. Masya Allah, ternyata rambut Reyhan penuh dengan PASIR !!!. (Berhubung klo mandi, Rey paling ngga mau diguyur kepalanya. Jadi klo ngga ada jadwal keramas, rambutnya ngga diguyur. Klo Papah bilang, mandi bebek. Badan dan mukanya aja yang basah, rambut teuteup kering. Ini juga satu alasan Papah kenapa pengen Rey rambutnya cepak aja kayak tentara. Biar bersih ngga ribet karena ngga tiap hari diguyur kepalanya).



Rey bermain pasir. Say Good Bye to TAKUT KOTOR

Ternyata Oh ternyata, siangnya di sekolah Rey bermain di bak pasir. Entah bergulingan atau tidur di pasir, kemudian diguyur pake pasir, banyak butiran-butiran pasir yang ngendon dengan enaknya di rambut ikal Reyhan. Heh, ternyata Papah benar. Malu-malu, besok paginya Mamah laporan sama Papah, and sabtu sorenya malah Mamah yang nodong Papah supaya nyukurin rambut Reyhan. Memang, sejak awal Reyhan selalu dicukurin Papah. Padahal Papah bukan profi dalam soal cukur-mencukur. Bisa dibilang Tukang Cukur Terpaksa. Masalahnya, waktu Reyhan usia 2 tahun, Reyhan paling fobia sama orang yang ngga kenal. Pernah suatu kali, kami datang ke salon, buat nyukur rambut Reyhan. Selama proses mencukur, terjadi peristiwa yang menghebohkan. Mula-mula Reyhan duduk digendong Mamah, begitu kepalanya dipegang Akang Tukang Cukur, mulailah pemberontakan disertai teriakan. Tepisan-tepisan tangan Reyhan membuat si Tukang Cukur tak berkutik. Belum lagi teriakannya yang mengundang tetangga sebelah salon ikut melongokkan kepalanya and nanya ada kejadian apa?. Akhirnya alat cukur listrik itu berpindah tangan ke tangan Papah, dan dengan instruksi dari si Tukang Cukur, Papah menyelesaikan cukuran rambut Reyhan.

Sejak saat itu, Papah memutuskan klo Reyhan dicukurnya sama Papah aja. Untuk keperluan itu, Papah pake bela-belain grasak grusuk ke glodok cari alat cukur listrik. Ngga nemu di Glodok, Papah browsing internet, dan akhirnya nemu alat cukur listrik yang sayangnya harus dibeli pake Dollar Singapura. Tapi slogan Papah: apa sih yang enggak kalau buat anak. Jadinya begitu ada temennya dinas ke Singapura, Papah langsung titip Dollar Singapura buat beli alat cukur listrik. Sejak saat itulah, Papah resmi punya senjata andalan buat nyukurin Reyhan.

Jadilah sabtu sore itu, Reyhan dicukur Papah di halaman belakang. Berhubung ngga pernah kursus gunting rambut, modelnya ya babat habis, paling disisain 2-3 cm. Sesudahnya langsung mandi sore, dikeramasin, daaaan . . . ini dia tampang Reyhan sekarang:

Sebelum & Sesudah

Teuteup ganteng kan ??? hihihi ...

posted by Amalia @ 9:21 AM   5 comments

Daisypath Ticker

Friday, October 06, 2006
Behind the scene
 

Ta eeelaaaa ... judulnya gaya amat. Macam film-film aja pake acara "behind the scene" segala. Hihihi . . . padahal sih judulnya pengen cerita kemaren, jatuh bangunnya daku nge-cat ini rumah. (Pinjem idiomnya neng liza, tukang cat jempolan dari riyadh) . . tapi eits, jangan dulu dibandingkan hasil akhirnya pemula macam daku dengan profi macam beliau itu.

Mula-mula (hi..hi.. kayak mau nulis resep makanan aja) setelah intip kiri kanan, rumah-rumah teman-teman saya intipin, ada keinginan begitu kuat buat nge-cat rumah yang masih pake cat standar dari blogger.com. Tapi bikin template sendiri? Oh . . .no . . no. Ilmu dan waktuku tidak mencukupi. Jadilah saya berkonsultasi dengan Mr. Google, kira-kira dimana daku bisa dapatkan template mur-mer alias gratisan (haree geneee memang harus cari yang gratisan dong ah, budget habis buat THR-an para asisten di rumah . . . :D).

Setelah keluar masuk ke 'toko-online' sampai jari telunjuk sempoyongan, capek kan klak-klik terus dari tadiiii, akhirnya daku terdampar di webnya mas Isnaini (hihihi ... sok akrab manggil mas segala, kan maksudnya biar dikasih blog-template ... hihihi ada maunya). Ubek-ubek disitu, sampai ke arsip paling lama, daku bongkar, akhirnya daku nemu satu template yang menurut daku cuuuaannntiiik - cocok sama yang milih ... huehehehe . . .Pembaca dilarang protes yah -.

Tapiiii supaya ngga terlalu pasaran, daku memberanikan diri minta ijin ke mas Isna (nah loh??!!, sekarang malah pake nama panggilan, Sok Akrab bin Sok PeDe . . . daaasaaaar klo ada maunya suka aleman bgitu). Daku minta ijin buat rombak sdikit-sdikit templatenya. Daku minta ijin dulu dong, kan daku tahu tatakrama and kenal sama yang namanya HAKI. Eh ... alhamdulilah, mas Isna ngasih ijin. Katanya: "Silahkan klo mau dirubah, semuanya juga boleh, Nanti klo sudah ngga mirip, link ke isnaini.com nya juga boleh dihapus". Tuh kan, dasar beliau ini memang tukang ngajar (baca: dosen), jadi ngga pelit ilmu. Terima Kasih ya, Mas.

Jadilah, daku coba-coba nambah ini itu ke templatenya. Huruf ada yang dirubah, Header-Imagenya ditambahin. Lumayan juga nguliknya, sampai-sampai tiada waktu untuk nge-post cerita baru tentang Naila, Reyhan dan Zahra. Eits, bukannya daku menelantarkan tapiii ini kan demi kebaikan bersama. Plus, biasaaaa si Mamah klo sudah punya 'maenan' baru suka lupa daratan. hehehe ...

Sering maen ke rumahnya liza dan moeng, daku jatuh cinta sama Tag me-nya. Akhirnya daku daftar deh ke abang mohdimran. Untung di-approve, jadilah daku say Goodbye sama SB-nya WDCreezz, tapi link managernya daku teuteup setia pake WDCreezz kok. Trims buat WDCreezz yang selama ini setia menemani (kayak deo merke R****a aja) dan menerima chatting dari temen-temenku.

Jadiiii . . . beginilah sekarang bentuk rumah kami. Mohon kritik dan saran dari teman-teman, sambil daku mau belajar lagi bikin template. Insya allah, next time daku nge-cat, daku bakal bikin template sendiri. Mohon petunjuk kepada para suhu: liza dan moeng :-), dan tentu saja pada mas Isnaini dan rekan-rekan lain yang sudah berpengalaman bikin blog-template.
posted by Amalia @ 2:34 PM   10 comments

Daisypath Ticker

Monday, October 02, 2006
Foot-Lover & Bukan Tawaran Semusim
 
Masih tentang Reyhan yang lagi 'jatuh cinta' sama kaki Mamah. Karena Reyhan itu penganut paham 'reverse' (=kebalikan, jadi klo dilarang malah dilakukan, klo disuruh malah nggak mau melakukan), Mamah ajak aja Reyhan diskusi.

Mamah: "Rey, jangan cium kaki Mamah. Kaki Mamahnya kotor kan."
Reyhan: "Kalau kaki Mamahnya bersih, aku boleh cium kaki Mamah?"
Mamah: "Boooleeeh . . ."
Reyhan: "Asyiiiik .... Mamah, ayo kau cuci kaki dulu !!!"



Bukan Tawaran Semusim, adalah tawaran Naila pada Mamah sekitar 1 minggu yang lalu. Waktu itu Naila baru saja pulang 'ngabuburit' dari rumah Neneknya. Entah habis main apa dengan kakak sepupunya disana, pulang-pulang Naila menawarkan diri untuk memijat pundak, tangan, punggung dan kaki Mamah. Wah, tawaran yang tidak boleh disia-siakan. Cuma, sayangnya tawaran itu dikemukakan Naila dikala Mamah sedang bermain dengan Zahra dan direcoki oleh Reyhan. Jadi ketika tangan Naila baru saja mampir di pundak Mamah, Reyhan langsung mendorong Naila dan menggantikan posisi tangan Naila di pundak Mamah. Masih sabar, Naila pindah posisi, mau memijit kaki Mamah yang sedang duduk berselonjor di karpet menunggui Zahra bermain. Tapi dasar Big Boss Reyhan, tidak berkenan, didorongnya lagi sang Kakak sambil berteriak "Tiiidaaak . . . aku saja yang mau pijat Mamah". Akhirnya? Mereka berdua saling dorong. Sehingga SANG WASIT harus melerai, dan mengatakan bahwa hari itu Mamah tidak merasa pegal dan tidak ingin dipijat oleh SIAPA PUN (duuh ... coba si Ma Ene, yang biasa mijat Mamah datang ntar malam, mau juga nih badan dipijat dari ujung kaki sampai ujung kepala ... hhhmmm). Akhirnya Naila berkata: " Ya sudah, tapi kalau kapan-kapan Mamah pegal-pegal dan mau dipijat, kasih tahu aku yaaa, nanti aku pijatin". Sebelum ditimpali Reyhan, Mamah cepat-cepat menjawab: "Iya." Tanpa berharap banyak, bahwa tawaran itu akan berlaku lama. Mamah menganggap itu hanya perbincangan sore itu saja, dan tidak mengingatnya lagi.

Tapiii kemaren sore, setelah seharian berkeliling-keliling, ngejar-ngejar diskon (hihihi), Zahra sedang tidur, Mamah baru saja mandi, betis ini kok rasanya beraaaaat sekali. Coba-coba membaringkan badan di atas sofa panjang di ruang tengah, disamping Naila yang asyik dan serius sedang bermain game di laptop menunggu maghrib datang, tiba-tiba Mamah ingat tawaran Naila hampir 1 minggu yang lalu. Iseng-iseng, pengen ngegodain Naila, tanpa berharap banyak, bahwa Naila akan ingat pada tawarannya dan mau meninggalkan keasyikannya bermain game, apalagi sedari siang, laptop dimonopoli oleh Reyhan, Mamah nyeletuk sambil mengerling Naila: "Duuh.. kaki Mamah pegel banget. Klo nggak salah dulu pernah ada yang menawarkan diri untuk mijatin Mamah, klo badan Mamah pegel-pegel".

Tadinya Mamah kira Naila akan berkelit, dengan alasan sedang main Game. Seandainya begitu pun, Mamah tidak akan maksa. Soalnya Mamah juga tahu, Naila nunggu lumayan lama untuk dapat giliran main game di laptop. Tapiii Mamah sungguh kaget dan hampir tak percaya, ketika Naila tersenyum maniiieeez sekali dan berkata: "Kaki Mamah pegal? Nanti ya Mah, aku save dulu". Dia save dulu game komputernya kemudian beranjak mendekati Mamah dan kembali bertanya: "Mamah mau dipijetinnya pake tangan atau mau diinjak-injak kakinya?". Hiks . . . Mamah terharu sekaligus merasa bersalah. Lha . . . Naila tadi lagi asyik, kok digangguin. Akhirnya: " Diinjekin aja Kak, 5 kali juga cukup". [Lha ... iya lah, lebih baik di-injek-in, soalnya tangan Naila yang mungil dan kurus, nggak mungkin terasa di betis besar Mamah . . . hi..hi..hi].

Akhirnya setelah 5x, Naila meng-injak-injak betis Mamah, Mamah memintanya berhenti: "Terima Kasih Kak, Alhamdulilah, kaki Mamah sekarang sudah tidak pegal lagi". Naila melompat turun dengan senyum bahagia dan kembali lagi ke laptopnya - yang untung tidak diserobot Reyhan selama Naila sedang memijat Mamah, Wah kalau sampai kejadian Laptopnya dikuasai Reyhan lagi, Mamah bakalan tambah merasa bersalah -.

Terima kasih Kakak Naila, I Love You, ternyata tawaranmu Bukan Tawaran Semusim ....
posted by Amalia @ 8:05 AM   10 comments

Daisypath Ticker

   
 

Our Birthday :
 
Lilypie 6th to 18th Ticker
 
Lilypie 5th Birthday Ticker
 
Lilypie 2nd Birthday Ticker
About Me

Amalia
Bandung, Indonesia
a Wife, Mother of 3 children, an Employee


See my complete profile
Previous Post
Archives
Shoutbox


Free shoutbox @ ShoutMix

My Family
Coretan Naila
Links
Powered by

Free Blogger Templates

BLOGGER
Free Shoutbox Technology Pioneer

since 06/10/06
Counter
Counter