Di awal-awal kehidupan kalian ... Dimana jalan yang akan ditempuh, insya allah masih panjang ... Jangan pernah lupa untuk sesekali menengok ke belakang, kenangan-kenangan yang nantinya menjadi bekal untukmu melangkah di masa datang ...

 
Wednesday, September 27, 2006
My Big Boy Reyhan
 

Kali ini Mamah pengen cerita tentang kelakuan-kelakuan Reyhan. Sebagai anak kedua, tentu saja mau tidak mau Mamah kadang membandingkan Reyhan dengan Naila pada saat seusia Reyhan sekarang. Banyak fakta yang Mamah temukan. Bahwa biarpun mereka kakak beradik seayah dan seibu, tetap saja ada perbedaan yang menarik antara keduanya. Apalagi ada perbedaan mendasar bahwa si sulung seorang anak perempuan dan si adik seorang anak laki-laki.

Apakah betul klo anak laki-laki cenderung usil? Karena klo diperhatikan, Reyhan memang lebih usil dari pada Naila dulu waktu masih berusia 3-4 tahun-an. Ide-idenya pun sulit ditebak. Contohnya pagi ini. Sebelum Mamah berangkat kantor, Reyhan meminjam ID-Card yang tadinya tergantung di leher Mamah. Sempat berlari kesana kemari dengan ID-Card yang terombang-ambing di lehernya, kemudian, tiba-tiba dia berhenti . . . mengangkat ID-Card tersebut daaaaan . . . membawanya ke bibir kemudian "Mmmmuuuuaaach. . . . mmuuuuaach". Diciuminya Pas Foto Mamah yang terdapat di ID-Card tersebut. Hiks... jadi terhaaaruuu...

Tanpa memperhatikan keadaan sekeliling, Reyhan berlarian kembali, kemudian berhenti dan menciumi kembali foto Mamah. Berlari lagi mengelilingi ruang tengah, berhenti lagi dan menciumi lagi foto Mamah. Ketika kemudian dia sadar, sedang diperhatikan Mamah dengan wajah penuh senyum dan kebahagiaan, dia balik tersenyum tanpa sadar bahwa baru saja dia membuat Mamah merasa sebagai ibu paling beruntung di dunia. Anakkuuuuu . . . .

Tapi di lain waktu ada lagi keusilannya yang bikin Mamah geleng-geleng kepala. Suatu malam, sambil menonton film kartun, Reyhan duduk di samping Mamah. Mula-mula duduk menyender ke lengan kanan Mamah. Ketika dirasakannya posisinya tidak nyaman, dia pindah duduk ke pangkuan Mamah, jadinya nyender ke dada. Tak disangka, dia yang sedang fokus ke film kartun, tiba-tiba merubah posisinya dan tangannya tiba-tiba saja menekan 'dada' Mamah.

Mamah yang kaget + geli, tentu saja menepiskan tangannya sambil setengah berteriak "Reeyhaan . . .". Tapi satu hal Mamah lupa, biasanya Reyhan itu kalau lihat kita heboh dan melarang, malah melanjutkan. Begitulah malam itu. "Aku mau pegang . . . aku mau pegang . . . ". Sampai akhirnya Mamah berhasil mengalihkan perhatiannya untuk kembali menonton film kartun.

Tapi keesokan malamnya, ketika Mamah baru saja menyusui Zahra, Reyhan mendatangi Mamah sambil tersenyum simpul, memasang tampang usil. Tapi kali ini Mamah tak bereaksi. Biarpun geli, Mamah tahan saja, ketika tangannya menekan dada Mamah. Lama kelamaan dia bosan. Aksi ini sempat diulanginya lagi beberapa kali. Tapi karena ngga Mamah tanggapi, akhirnya Reyhan bosan sendiri, dan tidak pernah mengulanginya lagi sampai sekarang.

Eh . . . tapi kalau diingat-ingat, hampir 6 bulan yang lalu, pernah juga Reyhan meng-usil-i Mamah lagi. Waktu itu mamah masih cuti melahirkan, full di rumah, bisa dengan bebas menyusui Zahra kapan pun juga. Pada suatu siang di kala Mamah menyusui Zahra di kamar, Reyhan bermain di kasur. Sesekali dia menoleh, memperhatikan Zahra yang asyik menyusu. Mamah sendiri sibuk 'menjalin' ikatan batin dengan Zahra. Sambil menyusui Zahra, Mamah ajak Zahra bicara. Tiba-tiba . . . ada jari telunjuk menjulur, dan mencolek 'dada' Mamah. Kaget, Mamah mengangkat muka, dan melihat Reyhan sedang memasukan jari telunjuknya ke dalam mulut.

Mamah: "Hey, Reyhan ngapain?"
Reyhan(sambil tersenyum): "Hmm. . . enak."
Mamah: "Jangan dong. Ini kan buat Zahra"
Reyhan(sambil ngeloyor pergi): "Habis, kliatannya enak".
Tinggallah Mamah geleng-geleng kepala sambil nahan senyum.

Satu lagi, Hobi baru Reyhan yang bikin Mamah sekarang kelimpungan. Entah ide dari mana (Reyhan belum kenal peribahasa surga berada di telapak kaki ibu), Reyhan sekarang hobi menciumi kaki Mamah. Iya . . . Kaki !!. Klo Malam, Mamah lagi duduk di karpet di ruang tengah, dia bisa tiba-tiba saja membungkuk dan mencium kaki Mamah. Klo Mamah lagi merasa, kaki mamah kotor, kadang Mamah larang. Tapi makin dilarang, makin memaksa. Jadi sekarang Mamah lagi nerapkan 'Terapi Cuek' lagi. (Sambil berusaha supaya kaki Mamah bersih, klo mau duduk dekat Reyhan). Klo Reyhan ciumi, nggak Mamah larang. Dibiarkan saja, sambil berharap mudah-mudahan aja fase cium kaki ini cepat berlaluuuu. Soalnya geli sih :-)
posted by Amalia @ 7:38 AM   5 comments

Daisypath Ticker

Monday, September 25, 2006
Story from the last weekend
 

Minggu pagi, setelah menyuapi Reyhan sarapan, kemudian menyuapi Zahra sarapan, memandikan Reyhan, memandikan Zahra, Mamah baru punya kesempatan untuk mandi.
Wuuihh... segarnya. Sehabis mandi, masih pake jas mandi, Mamah lanjutkan "ritual"-nya. Mumpung anak-anak lagi pada anteng. Nggak setiap hari loh, ada kesempatan kayak gini. Mau manjain diri sendiri dulu aaaahhh.

Sambil duduk di sofa, mengawasi Zahra yang lari kesana kemari di baby walker-nya, meladeni celetukan-celetukan Reyhan yang sedang menonton film kartun (yang bujubune banyaknya klo hari minggu pagi begini.... semua channel, kartun smua), Mamah sibuk olas oles. Bukan . . . bukan . . . roti. Kan puasa hari pertama. Mamah sibuk olas oles berbagai macam krim (iih.. kesannya kok banyak banget padahal cuman 3 macam krim). Mula-mula setelah wajah di-totol-totol pake kapas yang diberi cairan penyegar/pembersih, dilanjutkan dengan krim mata/leher. Oles di seputar mata, biar kantung mata tidak muncul di daerah situ. Dilanjutkan dengan bagian leher, katanya sih untuk mencegah keriput di sekitar leher (ini kata penjual krim-nya loooh :-D). Kemudian krim pagi di seluruh wajah. Tunggu 15 menit, - bercanda dulu dengan Zahra dan Reyhan, Naila sih lagi asyik baca komik Asterix -, kemudian dilanjutkan dengan krim tabir surya. Urusan 'pas foto' beres, sekarang dilanjutkan dengan body lotion buat daerah tangan & kaki. Wuuihh... beres juga nih. Tinggal pake baju. Soalnya kita ada rencana mau belanja ke C4 di mollis. Biiiasaaa harus ngisi kulkas dan lemari makanan buat 1 minggu. Tiba-tiba . . .:

" Mamah, klo habis pake lotion itu jadi cantik yaa? Kulitnya jadi putih ?"

Eh... ternyata sudah sejak beberapa menit terakhir, Naila mengangkat mukanya dari komik yang dibacanya dan memperhatikan 'kesibukan' Mamah berperang melawan keriput dan kulit kering :-).

Mamah (tersenyum sambil mengedipkan mata *genit*): "Iiiyaaa dong"
Naila (mulai cemberut): "Enak ih Mamah mah. Punya lotion supaya kulitnya jadi putih"
Mamah (mulai sadar, cerita lama, cepat-cepat ambil jurus penangkisnya): "Lho, Naila juga kan sudah Mamah beliin lotion. Naila-nya aja nggak pernah make. Pake tiap hari dong, tiap habis mandi."

Naila mulai tersenyum, cepat-cepat mengambil baby lotionnya dan mulai sibuk mengoleskannya ke seluruh muka, tangan dan kakinya.

Hhmmm. . . . kayaknya sampai Naila ABG, topik ini bakalan terus membayangi.


Minggu sore menjelang maghrib, saat untuk berbuka puasa. Channel TV sudah dipindahkan ke channel TVRI - Bandung. (Ngikutin kebiasaan Almarhum Bapak, dikala nunggu adzan Maghrib berkumandang). Persiapan untuk berbuka puasa sudah beres. Naila sudah bolak balik ke ruang makan. Hari ini sesuai permintaannya, menu tajil kami adalah puding coklat. Naila sempat ikut menuangkannya ke cetakan tadi siang. Pesanan Naila pun, Ikan bawal goreng, sudah sejak jam 5.30 sore tadi terhidang di meja makan, dan menggoda sukma dengan 'keharumannya' di saat sang Bawal 'berenang' di wajan penggorengan.

Acara bincang-bincang Ramadhan di TVRI sudah selesai. Tinggal menunggu adzan Maghrib dikumandangkan. Tapi sebelumnya, tampil dulu iklan para sponsor acara. [Komersial sekali, mau menayangkan adzan aja, masih sempat-sempatnya menampilkan para pengusung dana :-(. ]. Dan gadis kecilku mulai kehilangan kesabaran, berdiri di depan layar TV, kedua tangan bertemu di depan dada membentuk suatu sembah . . . :

"Pleease. . . . ayo dong Adzan. TV kamu kan baik. ayo cepetan Adzan"

:-)

posted by Amalia @ 9:23 AM   7 comments

Daisypath Ticker

Friday, September 22, 2006
Marhaban Yaa Ramadhan
 

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” (QS Al-Baqarah 183)
“ Ya Allah datangkanlah Ramadhan bagi kami dengan damai, iman, keselamatan dan Islam, Rabbku dan Rabbmu adalah Allah” (HR At-Tirmidzi)
"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) saat Lailatul Qadar (malam kemuliaan). Dan tahukah kamu apakah Lailatul Qadar itu? Lailatul qadar itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala uuusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar. "(Al-Qadr: 1-5)
Selamat menunaikan ibadah puasa
Mohon maaf lahir & bathin
posted by Amalia @ 2:55 PM   0 comments

Daisypath Ticker

Thursday, September 21, 2006
Giginya tumbuh duaaaaa....
 

(Mohon judul diatas dinyanyikan dengan bait irama yang terdapat di lagu Burung Kakak Tua)

Yup.... Di usia Zahra yang menginjak 9 bulan, ada penampakan gigi di gusi bawah depan. Sepertinya mau tumbuh 2. Sempat panas dan rewel, tapi tidak lama. Klo ngeces, Wuah.. Zahra sudah ngeces dari sejak usia 4 bulan. Sampai-sampai banyak yang tanya sama Mamah, apa waktu hamil Mamah ada ngidam sesuatu nggak kesampaian?. Tapiii di-ingat-ingat, seperti kehamilan pertama oleh Naila, kedua oleh Reyhan, maka kehamilan ketiga oleh Zahra pun, Mamah tidak ngidam sesuatu yang aneh-aneh, sehingga tidak kesampaian. Soal pengen makanan-makanan tertentu, makanannya pun yang gampang didapat. Jadiiiii, rasanya nggak ada Mamah ngidam nggak kesampaian.


Karena tumbuh gigi, Zahra jadi suka menggigiti mainannya atau minimal memasukkan mainannya/tangannya ke dalam mulut. Untuk yang terakhir, mungkin lebih kepada Zahra sedang dalam fase oral. Jadi Mamah mesti ekstra hati-hati. Mainan Zahra harus sering dicuci. Mainan khusus untuk digigit (teether) pun disediakan. Sekarang Zahra sukaa sekali makan biskuit marie khusus bayi. Klo biskuitnya dipegang sendiri, maunya potongan besar pun dimasukkan ke dalam mulut (b. sunda: disamualkeun). Jadinya, Zahra tersedak, and batuk-batuk. Urusan minum, Zahra suka minum langsung dari gelas. Gelas yang disukainya pun adalah gelas dari bahan keramik/porcelan. Kadang-kadang Zahra hepi sekali kalau diperbolehkan minum dari mug papah/mamah. Mungkin karena dengan begitu, giginya bisa nempel ke bibir mug yang terasa dingin. Zahra kurang begitu suka minum dari Training Cup. Jadinya, training cup hadiah kelahiran, sekarang banyak nganggur. Malah dijadikan penampung ASI sama Mamah, tiap kali Mamah meras ASI di kantor...

Back to the title ... :

(bernyanyi dengan irama burung kakak tua)

. . . . .
Zahraa sudaah beesaar...
giginya tumbuh duuaaa...
tek dung tek dung
tek dung la la la . . . .

:-)

ps.: foto diambil dari www.pigeon.co.id

posted by Amalia @ 8:01 AM   5 comments

Daisypath Ticker

Monday, September 18, 2006
Cubit-cubitan
 

Ada fenomena menarik yang Mamah temukan mengenai ketiga kurcaci-ku. Ini ada hubungannya dengan judul diatas. Salah satu kebiasaan (buruk??? ini masih harus didiskusikan dulu -red) mereka berhubungan dengan kegiatan cubit-cubitan. Ayo kita bahas:
  1. Naila memulai kegiatan cubit-cubitan saat berusia hampir 3 tahun, dimana waktu itu Mamah meminta Naila untuk berhenti mimi susu tengah malam. Yaa... betul, sampai usia 3 tahun, sebelum tidur ataupun tengah malam 2-3 kali untuk Naila masih bangun untuk kemudian minum susu (dari botol) dan kemudian melanjutkan tidur. Setelah diberi pengertian, plus dikasih lihat bagaimana 'rombeng'nya dot susunya, Naila mau mengerti untuk berhenti minum susu dari botol dan tidak minum susu sebelum tidur maupun apabila terbangun tengah malam. Kompensasinya adalah: sebelum tidur, Naila mencari tangan mamah, dan men-cubiti celah antara ibu jari dan telunjuk. Kebiasaan ini berlanjut sampai Naila usia 4 tahun, dimana Naila kemudian di-'beri' kamar sendiri, berhubung waktu itu Reyhan lahir. Karena sudah tidak ada tangan Mamah, jadilah sebelum tidur Naila men-cubiti celah ibu jari dan telunjuk tangan kirinya. Sampai SD Kelas 1, kebiasaan itu berlanjut. Alhasil, kulit diantara celah ibu jari dan telunjuk tangan kiri Naila mengeras. Mamah kemudian men-doktrin Naila, supaya menghentikan kebiasaannya itu, dengan 'ancaman': Klo diteruskan nanti kulitmu tidak bisa sehalus kulit seorang putri.
    Alhamdulilah, 'ancaman' itu berhasil. Sekarang Naila sudah meninggalkan kebiasaannya itu. Dan kulitnya? Diterapi pake lotion.
  2. Kisah Reyhan pun, tidak jauh-jauh dengan botol susu. Di usianya yang 3 tahun, Reyhan pun Mamah 'minta' untuk menghentikan kebiasaannya minum susu botol sebelum tidur dan tengah malam saat dia terbangun. Ketika Reyhan langsung meng-iya-kan, Mamah pun mengambil strategi baru. Keledai pun tidak akan jatuh di lubang yang sama. Jadi, kali ini, Mamah tidak 'merelakan' tangan atau bagian tubuh mana pun untuk dijadikan pelampiasan tidak adanya botol susu sebelum tidur. Sehabis membaca doa sebelum tidur, maka Mamah akan memejamkan mata, berpura-pura langsung tertidur (kadang-kadang sih memang langsung ketiduran ... hi..hi.. kebluk juga nih si Mamah). Tinggallah Reyhan berguling ke kiri dan ke kanan (Klo Mamah nggak ketiduran, kan kadang Mamah suka intip, Reyhan lagi ngapain). Ternyata... Reyhan melarikan 'kreativitas' tangannya pada ... SELIMUT. Ya... selimut kami di rumah terbuat dari bahan handuk. Mulailah tangan Reyhan men-cubiti selimutnya. Ketika ter-ambil sebuah benang, maka ditariklah benang tersebut lepas dari selimutnya. Alhasil, setelah lebih dari setahun, kebiasaan ini dilakoni, maka selimut Reyhan, atau selimut Mamah, sudah mulai 'acak-acakan'. Benangnya pada keluar disana - sini. Sudah mamah peringati, tapi belum berhasil. Herannya, apabila kami bepergian, dan selimut handuknya tidak dibawa, Reyhan adem ayem aja tuh. Nyenyak juga tidurnya, tak ada kesulitan. Hmmmm .... apa selimut handuknya perlu di-persona non grata-kan dari kamar tidur kami???
  3. Sekarang kurcaci ter-cilik Mamah yang memulai kebiasaan cubit-cubitan. Padahal usianya baru 9 bulan lebih. Belum kenal dengan susu botol sebelum tidur dan tengah malam, karena masih dapat jatah ASI dari Mamah. Sudah 2 minggu ini, dikala sedang menyusu, 1 tangannya yang terbebas, (terutama tangan yang kanan) akan sibuk mencubiti daerah terbuka dada Mamah. Kalau cubitannya nggak sakit sih, masih mamah tahan, ini sudah jarinya mungil, nyubit pun pake cubitan kecil-kecil. Alhasil, sekarang klo nemuin Mamah lagi nyusuin Zahra, pasti pake ekspresi meringis-ringis. Papah kasih saran: "Kasih aja telunjuk tangan, biar Zahra genggam jari. Jadi kan nggak akan nyubitin". Mamah praktekan, eh ... ditepisnya pula tangan Mamah, sementara dia melanjutkan acara cubit-cubitan, sambil matanya meram-melek. Hiiks... perih 'Nak.
posted by Amalia @ 12:00 PM   2 comments

Daisypath Ticker

Friday, September 15, 2006
Coretan Naila (bag-1) ...
 

Akhir-akhir ini hobi Naila bertambah. Tidak hanya menggambar, Naila sekarang juga suka mengarang. Proses Mengarang ini Mamah perhatikan dipicu oleh kegemaran Naila membaca. Jadi setiap kali Naila dibelikan buku baru, kemudian buku itu habis dibacanya, Naila selalu mencoba untuk membuat karangan. Tapi tentu saja, karangannya itu banyak dipengaruhi oleh buku yang baru dibacanya.
Contohnya, ketika Naila baru saja membaca buku kumpulan puisinya Faiz. Naila juga mencoba membuat puisi. Ini salah dua-nya:

Pertanyaan tentang puisi

Kau ingin bertanya kepadaku
Maka kau berkata kepadaku
Apakah puisi itu?
Maka ku menjawab

Puisi adalah seleksi kata
Yang tersusun rapih
Dan kata ekspresi
Yang mengharukan/menangisi para penonton

Atau yang satu ini, terasa sekali pengaruh dari Faiz:

Guru cahayaku

Guru,
Kau itu adalah malaikat
Yang memberiku ilmu cahaya
Dan pengetahuan permata

Guru,
Aku menyayangimu
Bagaikan aku menyayangi orang tuaku
Guru,
Kau bercahaya dan berpermata

Nah, klo puisi yang ini 'murni' buatan Naila (maksudnya, mamah nggak lihat ada pengaruh dari buku-buku yang dibacanya).

Di Gunung

Indahnya pesona alam di Gunung Tangkuban Perahu
Alamnya yang indah membuatku senang di sana
Di pagi hari angin sepoi-sepoi
Di siang hari aku kepanasan
Di malam hari aku kedinginan
Tapi aku senang disana
Karena aku dapat melihat pesona alam
Suara burung kecil bersiul
Di gunung yang indah


simak juga yang ini:

Kemacetan di jalan raya

Saat ku ingin ke jalan raya
Aku banyak melihat kendaraan berhenti
Sampai ada pun yang bertabrakan
Maka aku tidak jadi ke jalan raya

Banyak yang bertabrakan
Banyak yang berhenti
Aku tahu kenapa mereka bertabrak
Karena mereka tida mematuhi rambu lalu lintas

ps.: Foto diatas bukan fotonya Zahra, tapi foto Naila saat berusia 1,5 tahun.
posted by Amalia @ 8:22 AM   1 comments

Daisypath Ticker

Monday, September 11, 2006
Orang Sukses
 
Suatu malam sebelum pergi tidur, Naila mengajukan satu pertanyaan yang sangat 'dalem'.
Naila: "Mamah, apa mamah termasuk orang yang sukses?"
Ditanya seperti itu, jelas Mamah kaget, terdiam, termenung sejenak.
Apakah aku termasuk orang yang sukses?
Menjawab pertanyaan seperti itu, jelas tidak cukup dengan YA atau TIDAK. Jadi Mamah pun mencoba mencari jawaban yang proporsional untuk Naila.
Mamah balik bertanya : "Maksudnya Kakak, Orang yang sukses itu apa?"
Naila: "Kalau Mamah orang yang sukses, nanti mamah bisa ikutan bercerita di PBM kayak ibu Dian, mamahnya Thariq (teman sekelasnya Naila - red)"
(PBM : Pengembangan Minat & Bakat, salah satu program dari sekolahnya Naila. Di awal Tahun, Bu Heny -Kepsek- pernah menyinggung tentang akan mengundang salah seorang Ortu Murid, untuk kemudian bercerita tentang pekerjaannya. Supaya anak-anak lebih mengerti tentang jenis pekerjaan, sehingga jika anak bercita-cita menjadi dokter, dia tahu secara lebih rinci apa sih pekerjaan dokter itu, ada spesialis apa saja, sekolahnya harus bagaimana dst.).
Mamah: "Oh ... trus ibu Dian ceritanya tentang apa?"
Naila: "Mamahnya Thariq itu kan Insinyur Kimia, pernah kerja di Perusahaan Es krim, trus pernah kerja di laboratorium"
Mamah: "Ooh begitu..."
Naila: "Jadi, Mamah orang sukses bukan? Kalau Mamah orang sukses, nanti aku bilangin ke bu Heni supaya Mamah diundang bercerita kalau ada PBM lagi."
Mamah: "Kalau ukuran sukses itu dilihat dari sekolahnya selesai, sd-nya tamat, dilanjutkan smp, trus sma, kuliah sampai selesai, ya Mamah termasuk orang yang sukses. Tapiii jika dilihat dari sisi lain, mungkin mamah belum termasuk orang yang sukses, misalkan kalau dilihat dari rukun islam, Mamah belum menunaikan Rukun Islam ke-5, Naik haji. Berarti mamah belum sukses. Sebagai perempuan, mamah lahir, terus besar, kemudian menikah dan punya anak, mungkin mamah termasuk orang sukses. Tapi apakah mamah bisa mendidik anak-anak mamah menjadi manusia-manusia yang berguna, itu masih harus dibuktikan dulu. Berarti mamah belum termasuk orang yang sukses."
Naila manggut-manggut, tapiii dari mukanya kelihatan kalau dia sebetulnya NGGAK MENGERTI. (Aduuh ... ada nggak sih manual book buat membesarkan anak?. Paling nggak klo ada panduan (troubleshooting) buat menjawab pertanyaan2 mereka... Harus cari referensi lagi nih ...)
Akhirnya Mamah mencoba untuk menyederhanakan jawaban buat Naila
Mamah: "Mungkin orang-orang akan menilai Mamah sebagai orang yang sukses di segi akademis atau pelajaran. Sering masuk rangking waktu di sekolah. Kuliah selesai tepat waktu, selalu naik tingkat, dan dapat gelar sarjana. Tapi Mamah sendiri sampai sekarang masih terus belajar, supaya bisa lebih sukses lagi."
Naila: "OK, klo begitu aku nanti bilang bu Heni, supaya ngundang Mamah ke sekolah. Jadi mamah bisa ceritain tentang komputer yaaa"
(Sampai sekarang Naila cuman tahu klo Mamah tiap hari di kantor kerja pake komputer.-red)
Ketika Naila sudah terlelap di kamarnya, Mamah masih duduk di depan TV dan merenungkan kembali pertanyaan Naila. Apakah aku orang yang sukses?
  • Apakah aku seorang (anak) yang sukses bagi kedua orang tuaku?
  • Apakah aku seorang (istri) yang sukses bagi suamiku?
  • Apakah aku seorang (ibu) yang sukses bagi anak-anakku?
  • Apakah aku seorang (kakak/adik) yang sukses bagi saudara-saudaraku?
  • Apakah aku seorang (karyawan) yang sukses bagi perusahaan tempatku bekerja?
  • Apakah aku seorang (atasan) yang sukses bagi para asistenku (baca: pembantu & sopir)?
  • Apakah aku seorang (teman) yang sukses bagi teman-temanku?

dan yang paling penting :

  • Apakah aku seorang (muslim) yang sukses bagi Tuhanku, Sang KHALIK ??

Aaah.... aku masih harus belajar lagi. Aku masih harus berusaha lebih keras lagi. Aku masih punya beribu kekurangan.

posted by Amalia @ 11:51 AM   3 comments

Daisypath Ticker

Friday, September 08, 2006
Story about my children
 
Sesi ke-1:
Dalam acara Tanya jawab persiapan untuk ulangan Basa Sunda esok hari ….
Mamah : ”Mang Karta macul di........?”
Naila : ”di sawah”.
Mamah: ”Jang Dadang ngala lauk di .....?”
Naila : ”di pasar.”
Huah...ha...ha... Mamah langsung ketawa. Dasar anak kota, tahunya klo mau ikan, ya harus beli di pasar ...Naila memang belum pernah melihat orang memancing ikan atau ”ngabedahkeun balong”. Hanjakal balong Aki-na tos dijual (red: Sayang, kolam ikan Kakek sudah dijual).
Mamah: ”Masa, nangkap ikan di pasar? Dimana biasanya orang nangkap ikan?”
Naila: ”di kolam?” (Untung aja, langsung nyambung, coba kalau Naila jawab ”di Laut”)
Mamah: ”Iya, terus kolam basa Sundana naon?”
Naila (mikir): ”Hmmmm...”
Mamah: ”Balong !. Jadi, Jang Dadang ngala lauk di ...?”
Naila (nyengir): ”di Balong”.
Mamah: ”Teruuus, Bi Supi nyeuseuh di .....?”(mengharapkan jawaban ”Pancoran” atawa "walungan")
Naila (PEDE): ”di Dapur!!”.
Hi...hi...hi.. Mamah mati argument, soale di rumah kami, Mesin cuci dan bak cucian adanya di dapur.

Sesi ke-2:
Menjelang Reyhan tidur, Reyhan minta dibacakan buku. Salah satu dari 3 buku yang dipilihnya adalah Seri Cerita Mio Balita: Aku suka Belajar.
Mamah: ”Judulnya Ce-ri-ta-Mi-o-Ba-li-ta” (sambil menunjuk suku kata-suku katanya)
Mamah: ”A-ku-su-ka-Be-la-jar”
Reyhan: ”Aku bisa... Aku bisa...” (Direbutnya buku dari tangan Mamah)
Reyhan: ” Ce-rli-ta-Mi-o-Ba-li-ta-A-ku-su-ka-be-la-jarl” (Sambil menunjuk per sukukata ... persiiiiis kayak Mamahnya )
Mamah: ”Pinteeer .... Reyhan, sudah pinter baca sekarang” (Walaupun mamah tahu, dia baru dalam tahap menghapalkan, tapi lumayan).
Reyhan: ”Aku tahu.... ini huruf ’r’” (ditunjuknya huruf terakhir dari kata belajar, memang klo abjad dan angka Reyhan sudah bisa, walowpun kadang masih suka terbalik juga beberapa)
Mamah: ”Iya. Wah Reyhan, makin pintar aja sejak sekolah TK yaaa”
Reyhan tersenyum bangga, kemudian menyodorkan buku dan memberi perintah: ”Mamah, ayo baca !”
Halaman pertama dibuka,
Mamah: ”Bismillah ....” (dipotong dengan semangat oleh Reyhan)
Reyhan: ”Aku bisa.... aku bisa...” (direbutnya lagi buku itu dari Mamah)
Reyhan: ”Bismillahhirahmannirrahiim” (dibacanya kalimat basmalah itu dengan ditunjuk satu persatu hurufnya ... walaupun bacaan kemanaaaa hurufnya dimanaaaa :-))
Mamah: ”Pintaaar ....”
Lalu mamah mulai membaca, halaman berikutnya. Reyhan menyimak dengan serius.
Sampailah ke halaman 3-4, dimana ada gambar pencopet sedang menjambret tas seorang ibu, dan si gadis cilik Nisa (tokoh dalam cerita itu) sedang memberitahu pak Polisi berseragam coklat.

Mamah (menunjuk gambar pa Polisi): ”Nah, ini pa Polisinya”
Mamah (kemudian menunjuk gambar si Pencopet): ”Kalau ini gambar siapa?”
Menanti Reyhan, menjawab ’si Penjahat’
Reyhan: ”itu orang yang sedang berlari”
Iiih.... anak ini ternyata detil memperhatikan gambar tersebut. Karena di gambar itu, digambarkan si Pencopet yang sedang berlari. Jadi itulah yang dijawabnya. Rupanya Reyhan belum mengerti konsep ”Menjambret”.
Mamah: ”Iya, orang itu berlari. Karena dia mengambil tas Nenek itu. Tuuh ... Neneknya berteriak ’Toloooong ... tas saya diambiiiil”. Nanti penjahatnya ditangkap polisi.” ....
Malam itu Reyhan, tidur pulas, setelah dibacakan 3 cerita. Setelah Aku suka Belajar, Kemudian Aku suka makan sayur dan Cerita Nabi Sulaiman. Semua cerita diselingi dengan celetukan-celetukan yang selalu membuat Mamah tersenyum dan bangga.
Ah...Daaamaaaaiiii.... rasanya.

Sesi ke-3:
Dialog dengan Zahra ?.... Oo... belum, Zahra belum bicara. Tapi mengoceh, sudah tentu. Interaksi yang lainnya juga sudah jago.
Setiap pagi di kala Mamah pamit pergi ke kantor, Zahra digendong bi Ade, ikut mengantar ke Garasi. Setiap kali Mamah membuka pintu mobil, Zahra langsung mengangkat tangannya dan melambaikannya. Dadaaaah.... Dadaaaaah...
Mamah sedang mencoba mengajarkan Kiss Bye sekarang .....
Jika sedang bermain, kemudian dinyanyikan lagu Pok Ame Ame, otomatis kedua tangan mungilnya dipertemukannya. Mencoba meniru adegan tangan mamah yang bertepuk.
Jika shubuh datang, dan Zahra terbangun, dia akan berdiri di boxnya dan melihat ke tempat tidur utama. Biasanya klo Mamah sudah bangun (dan sedang membangunkan Teteh Naila di kamar sebelah), maka Zahra mencoba ’memanggil-manggil’ Aa Reyhan yang masih tidur melingkar di Tempat Tidur Utama. Satu tangannya terangkat dan melambai-lambai ke arah Reyhan. Tapiii, jika Zahra kesiangan bangun, Aa Reyhan sudah keluar kamar duluan, Biasanya Zahra ditemukan sudah dalam keadaan berdiri di box dan menghadap ke arah pintu. Diagnosa Mamah: sewaktu bangun, Zahra berdiri di box, melihat ke tempat tidur, menganalisa masalah, bahwa di tempat tidur tidak ada orang, menarik kesimpulan bahwa dia sendirian di kamar, kemudian memutuskan untuk merambat di box, menghadap ke arah pintu, mengoceh untuk menarik perhatian, dan berharap pintu segera terbuka dan muncul seseorang dari sana. ...
posted by Amalia @ 7:52 AM   2 comments

Daisypath Ticker

Thursday, September 07, 2006
Biar Kembaran sama de Salsa
 
Kemaren mamah blogwalking ke de-salsa . Trus mamah lihat foto de salsa lagi duduk di 'satelit'nya pake baju batik. Mamah jadi inget, klo Zahra juga punya foto begitu. Soo... sesuai permintaan dari Bundanya de Salsa, ini nih fotonya Zahra mamah pejeng disini :


Lihatlah mainanku... berserakan diatas mejaku


Ayo berolahraga ... lakukan peregangaaaaaan ...


he..he..he...
posted by Amalia @ 8:20 AM   2 comments

Daisypath Ticker

Tuesday, September 05, 2006
22.30
 

Nomor diatas bukan nomor hoki untuk dipake pasang lotere. Yang dimaksud dengan kombinasi angka diatas, adalah waktu yang ditunjukan oleh Jam di Rumah kami, tadi malam, sewaktu Naila berangkat tidur.

Iiih.... malam amat Naila pergi tidur, padahal hari ini (selasa) kan masih hari kerja ... oops hari sekolah maksudnya. Apalagi Naila sekolah full day mulai dari jam 7.00 (berangkat dari rumah jam 6.30) sampai jam 16.00 (sampai ke rumah biasanya jam 16.15).

Sebetulnya jam tidur Naila pukul 21.00. Itu yang tercantum dalam daily plan yang dibuat sendiri oleh Naila di awal Semester I kelas III ini. Lalu kenapa tadi malam Naila begadang sampai jam 22.30, padahal siang-nya boro-boro ada waktu buat tidur siang???

Rupanya Naila salah me-manage waktunya. Karena sekolahnya yang Full-Day, Senin-Jum'at, biasanya Jum'at malam, Naila sudah merasakan weekend (Persiiis.. kayak orang kantoran). Jadi Jum'at Malam itu, Naila sudah tidak mau diingatkan untuk belajar lagi. Jum'at sore minggu lalu sewaktu Mamah tanya apakah ada PR? Naila menjawab, ada PR B. Inggris yang akan dikerjakannya hari minggu pagi. So ... it's a deal.
Sepanjang sabtu, Naila bermain dengan Nissa, adik sepupunya yang datang berkunjung. Sabtu sore mereka mengaji (Iqro) bersama.

Minggu Pagi, Naila kerjakan PR B. Inggrisnya, dengan komentar "Wow ... ini mah gampang sekali. Kayak soal anak kelas I". Mamah yang happy, anaknya rajin kerjakan PR tanpa harus disuruh berkali-kali, mengacungkan jempol. Minggu siang, Naila isi dengan membaca buku cerita, nonton kartun, bermain game komputer. Minggu malam, sewaktu Mamah mau menandatangan agenda harian Naila (semacam buku penghubung ortu dan guru), ternyata ... oh ... ternyata, Ada PR lain selain B. Inggris. Yaitu PR Matematika yang harus dikumpulkan hari Selasa. Ketika Mamah tanyakan pada Naila, jawabannya: "Kan itu dikumpulinnya selasa. Jadi mau dikerjakannya besok aja."
OK .. lah, kalau begitu. Jadi senin sore kemaren, Mamah langsung mengingatkan Naila, bahwa Naila harus cepat-cepat mengerjakan PR-nya. Apalagi senin malam ada extravaganza, acara favorit Naila. Naila memberikan jaminan, akan mengerjakan PR, selepas shalat maghrib. Di tahun ke-3-nya di SD ini, Mamah mencoba untuk 'melepas' Naila dalam hal disiplin belajar. Dalam artian, begitu Naila masuk ke kamarnya di atas jam 6 sore, Mamah mencoba untuk ber-positive thinking, bahwa Naila betul-betul belajar di dalam kamarnya. Mamah tidak ikut lagi duduk di sampingnya menunggui Naila mengerjakan PR, seperti sewaktu Naila masih di kelas 1 & 2. Tapiii... tunggu punya tunggu ... sampai jam 19.30 (extravaganza sudah mulai 30 menit yang lalu), Naila belum selesai mengerjakan PR. Zahra tertidur pukul 19.45 (soale... tadi siang nih anak tidur siangnya sebentar amat, keasyikan maen sama Mamah). Reyhan malah kebalikannya. Tidur siang dari jam 2 siang sampai berkumandangnya adzan Maghrib. Makanya jam 8 malam, dia masih ceria bermain di laptop Papah. Karena Zahra sudah tidur, maka Mamah yang nggak sempat ngerasain tidur siang, leyep-leyep (iiih... bahasa apa nih???) di sofa, sampai kemudian terbangun, sewaktu dijawil Papah : "Tuh ... anakmu, PR-nya masih banyak, nggak mau dikasih tahu, harus mengurangkan-nya disusun ke bawah."

Eehh... jam berapa ini?? Waktu sudah menunjukkan pukul 20.15. Naila belum selesai mengerjakan PR? Mamah langsung ke kamar Naila. Ternyata Naila masih duduk di depan meja belajar, menghadapi buku matematikanya. Mamah lihat, iih.... masih ada 20 soal pengurangan 4 digit (ribuan maksudnya), masih mending klo cuma pengurangan 2 angka ribuan, ini mah pengurangan 4 angka ribuan, contoh: 9546-2589-1254-1008=........ Nah LHO !!!

Ternyata Ibu Guru-nya memberi PR banyak, tentunya dengan asumsi dikerjakan di weekend. Klo modal SKS (Sistim Kebut Semalam) kayak gini, ya nggak cuoocuook. Aduuuh.... mulut mamah sudah gatel, pengen mulai ngomel: "Kakak siiih.... mamah kan sudah tanya waktu jum'at ada pr atau nggak, klo pr-nya banyak harus dikerjakan dulu & bla.... bla... blaa..." tapi sebelum mulutnya mulai nyerocos, cepat-cepat Mamah baca Al-Fatihah dulu dalam hati. Biar dingin nih kepalanya. Soalnya nggak ada gunanya, mamah nyerocos ngomel. Kasihan Naila, harus konsentrasi penuh dalam menghitung. Tapi toh, Mamah sempat keceplosan juga, apalagi setelah dicek ulang, jawabannya banyak yang salah. Mungkin karena Naila capek, jadi mengerjakannya tidak teliti. Terpaksa dihitung ulang. Naila sholat isya pukul 21.45. Setelah itu menghitung ulang, soal-soal yang salah. Kelar, jam 22.30.

Sewaktu Mamah selimuti Naila malam itu, keluar juga petuah dari Mamah:
"Kakak, lain kali kalo ada pr, langsung dikerjakan yaaa, biarpun dikumpulinnya minggu depan. Jadi nggak kepepet lagi kayak gini...."
Mamah tinggalkan kamar Naila, 2 menit kemudian Mamah intip lagi. Langsung tertidur pulas... las... Kasihan anakku ini, capek ya 'nak. Biarlah jadi pengalaman Naila, mudah-mudahan aja next time, Naila bisa lebih me-manage waktunya.
posted by Amalia @ 10:01 AM   4 comments

Daisypath Ticker

Friday, September 01, 2006
Bunda Zidan & Syifa
 
Untuk mengenalnya lebih dekat, kesempatan itu sudah tidak ada lagi ...
Bagi Inong, mungkin mamah cuma seseorang yang pernah memberikan komentar pada salah satu postingannya, atau yang pernah mengisi SB-nya, dan me-link halaman blog-nya.

Tapi kalau boleh men-tahbiskan diri, maka Mamah adalah pengunjung setia blognya. Kadang mamah masuk ke dapurnya, untuk sekedar mencuri-curi pandang dan mengagumi kue-kue ultah buatannya. Subhanallah, begitu besar daya imajinasinya, seakan-akan seribuan ide selalu ada di dalam kepalanya. Tidak hanya pintar memasak, Inong Haris pun pintar menuliskan kata-kata indah membentuk bait-bait puisi.

Caranya bercerita di blog-nya menggambarkan bagaimana dirinya. Ceria dan tanpa beban. Tulisan-tulisannya tentang Zidan dan Syifa menunjukkan betapa dirinya adalah seorang ibu yang begitu mencintai anak-anaknya. Membuat kita yang membacanya, ikut merasakan cinta itu, dan membuat kita mau tak mau ikut jatuh cinta pada Zidan dan Syifa.

Sehingga ketika hari kamis 30 Agustus, ada berita tentang Inong, yang masuk rumah sakit, beribu teman mendoakan kesembuhannya dengan ikhlas. Subhanallah. Tapi ternyata tanggal 31 Agustus, Inong pergi menghadap Pencipta-NYA, Pemilik-NYA. Sungguh tak percaya. Dan beribu doa lah yang mengantar kepergiannya. Serangkaian doa dipanjatkan dari tempat-tempat yang bahkan belum di-injaknya. Dari teman-teman yang bahkan belum pernah bertatap langsung dengannya.

Inong adalah seorang yang sangat istimewa, itu sudah tidak terbantahkan lagi. Bahwa Kehidupannya yang sangat singkat di dunia ini telah memberikan kesan yang begitu dalam pada semua orang yang mengenalnya, baik secara langsung maupun melalui dunia 'maya' ini.

Selamat jalan, Bunda Zidan & Syifa. Semoga Amal-Ibadahmu diterima oleh Allah SWT. Semoga dilapangkan di alam kubur-mu. Al-Fatihah bagi Bunda Zidan & Syifa.

PS.:
Sayang rasanya apabila blog Bunda Zidan & Syifa hilang begitu saja. Apalagi coretan-coretan cinta Bunda Inong pada Zidan dan Syifa begitu kental terasa. Terutama untuk si kecil Syifa, Dokumentasi blog-Bunda-nya dapat menjadi kenangan di perjalanan hidupnya. Apakah mungkin blog Bunda Zidan & Syifa ini dibukukan ?
posted by Amalia @ 9:45 PM   3 comments

Daisypath Ticker

   
 

Our Birthday :
 
Lilypie 6th to 18th Ticker
 
Lilypie 5th Birthday Ticker
 
Lilypie 2nd Birthday Ticker
About Me

Amalia
Bandung, Indonesia
a Wife, Mother of 3 children, an Employee


See my complete profile
Previous Post
Archives
Shoutbox


Free shoutbox @ ShoutMix

My Family
Coretan Naila
Links
Powered by

Free Blogger Templates

BLOGGER
Free Shoutbox Technology Pioneer

since 06/10/06
Counter
Counter