Di awal-awal kehidupan kalian ... Dimana jalan yang akan ditempuh, insya allah masih panjang ... Jangan pernah lupa untuk sesekali menengok ke belakang, kenangan-kenangan yang nantinya menjadi bekal untukmu melangkah di masa datang ...

 
Tuesday, April 24, 2007
Kompromi
 



Ini satu cerita yang tertinggal dari masa 3 minggu menjadi FTM Sementara. Hari-hari pertama menjadi FTM Sementara merupakan hari-hari yang menyenangkan. Segalanya kukerjakan dengan ikhlas dan hati riang. Anak-anak pun nampaknya menikmati, terutama Zahra yang kembali mendapatkan kedekatan dengan Mamah, 24 Jam Non Stop. (Kalau Naila dan Reyhan kan harus sekolah, jadi ngga bisa nempeeeelll terus ke Mamah 24 Jam seperti Zahra... :-) ). Bahkan untuk ke kamar mandi pun, Mamah harus curi-curi waktu, karena sebentar saja Mamah menghilang dari 'radar'-nya Zahra, Sang Nona Cilik sudah memanggil-manggil: "Mamaaa...". Sekarang Mamah ngerti kenapa orang suka tanya: "Sudah punya berapa buntut-nya?"...hihihi... Karena Mamah memang merasa seperti punya buntut, Mamah ke dapur, Zahra ikut ngintil ke dapur, Mamah ke kamar, di belakang ada yang kerepotan berlari-lari mencoba menyamai langkah Mamah yang panjang-panjang...hahaha...

Minggu pertama, berlalu dengan sukses dan mudah. Terutama acara menyuapi Zahra. Menyuapi anak usia 1-tahun-an, memang selalu butuh perjuangan dan kesabaran extra. Tapi Mamah tahu 'tips'-nya. Zahra itu kalau disuapi sendirian, makannya cepat bosan. Baru 6-7 suap, maka suap-an berikutnya 95% pasti di-lepeh....Tapiiiii... kalau disuapi-nya satu piring berdua dengan Reyhan, maka Zahra akan cepat mengunyah dan menelan makanannya untuk kemudian langsung menghampiri sambil membuka mulutnya lebar-lebar: "Aaaaa....!!!". Mungkin Zahra semangat makan jika sepiring berdua dengan Reyhan, karena pengen goda-in Aa-nya yang jelas-jelas memprotes: "Mamaaaa... de Zahra jangan dikasiiiihhh... ini kan piring akuuuu!!!". ....:-). Jadi makin keras Reyhan melarang Mamah menyuapkan makanan dari piringnya untuk Zahra, makin semangat Zahra meminta bagian makanan dari piringnya Reyhan : "AAAAA......!!!". Tips lainnya, cepat-cepat menyuapkan makanan, jika Zahra sedang semangat nonton iklan ... ya betul... iklan !!!. Zahra lebih 'khusyu' nontonin iklan daripada film kartun-nya... mungkin karena kalau iklan, gambarnya lebih cepat berganti-ganti and jingle lagunya lebih 'asyik'... daripada mendengarkan Sponge Bob berbicara ...hehehehe.

Ketika di akhir minggu, Papah pulang, Mamah senang karena berharap bakal banyak mendapat bantuan dari Papah. Salah satunya: mengasuh/mengawasi Zahra apabila Mamah sedang mengerjakan pekerjaan lainnya. Lumayan, Mamah kehilangan 'buntut' selama 2 hari itu, karena gantian Zahra mengekor Papah kemana pun Papah pergi. Termasuk sewaktu Papah makan. Senang memberi pengalaman baru buat Zahra, Sambil makan, Papah menyendokkan nasi dan lauknya ke dalam piring makan Zahra sendiri, dan membiarkan Zahra makan sendiri dari piringnya. Belepotan ?? SO PASTI. Berceceran ?? JELAAASSS... Siapa yang membereskan ??? Mamah tentunyaaa... :-) Papah cukup berkomentar dan bertepuk tangan menyemangati Zahra: "Horeeee... Zahra bisa makan sendiriii...". Dan Zahra tersenyum dan ikut bertepuk tangan. Banggaaa...

Senin shubuh, Papah berangkat ke Jakarta. Senin Pagi, ketika menyuapi Reyhan dan Zahra sarapan pagi, tiba-tiba saja trik Mamah NGGA BERHASIL. Zahra tidak lagi menghampiri piring Reyhan, tapi mencoba merebut piring kakaknya sambil berkata: "Yiyiii...Yiyiii..." (aka Sendiri... maksudnya makan sendiri...memang cuman Ibu yang biasanya mengerti 'bahasa planet anaknya'...hehehehe). Tahu hasilnya akan seperti apa, padahal tadi shubuh, Mamah sudah 'melantai' (baca: mengepel lantai -red), Mamah tidak memberikan piring itu, apalagi yang punya piring sudah protes duluan : "Mamaaaa... de Zahra jangan dikasiiiihhhh!!!.. Itu makanan akuuuuu!!!". Ketika kemudian, Zahra sedang terpaku melihat iklan di TV, cepat-cepat Mamah suapkan makanan ke dalam mulutnya. APA YANG TERJADI ?? Makanan itu di-lepehnya kemudian si Nona Kecil berkata lagi : "Yiyiiii... Yiyiii...". Akhirnya Mamah menyerah. Mamah siapkan sesendok nasi dan lauknya untuk Zahra di piring terpisah, meletakkannya di hadapan Si Nona Cilik dan memperhatikan bagaimana si Nona menyuapkan nasi itu ke dalam mulutnya. Menggunakan sendok, 1/2 dari nasi itu tumpah ke lantai, kemudian tangan kiri si Nona sibuk memunguti nasi yang tumpah itu dan menyumpalkannya ke dalam mulutnya. Tak putus asa, Mamah mencoba lagi, kali ini mamah menyendokan makanan dari piring Zahra sendiri dan mencoba menyuapkan makanan itu ke mulut Zahra. Si Nona tak terima, Beliau berteriak sambil menepis tangan Mamah: "Yiyiii...yiyiiii...". Alhasil, pagi itu Mamah bisa pastikan kuantitas makanan yang masuk ke dalam perut si Nona Kecil hanya sedikit, karena Zahra menolak Mamah suapi, dan tentu saja Mamah harus menyeka wajah si Nona yang lengket, mengganti baju si Nona yang kotor, dan 'melantai' lagi lantai yang lengket terkena remahan nasi.

Siang dan sore harinya, 'drama Yiyiii...Yiyiii.." itu terulang lagi. Rupanya Zahra memutuskan bahwa mulai hari itu, Zahra mau makan sendiri. Mamah hanya berhasil menyuapkan maksimal 4 suapan ke dalam mulutnya. Sisanya kalau tidak dilepeh, yaa...mulutnya tidak mau terbuka dan kepalanya sibuk geleng-geleng.... Kesabaran Mamah betul2 diuji... Dan Mamah langsung angkat telpon dan 'menunjuk hidung' Papah sebagai biang keladi yang memberi Zahra ide makan sendiri.... Di ujung telpon sana, Mamah yakin, Papah tersenyuuuummmmm....:-) mendengar 'omelan' Mamah. hehehe...

Maghrib menjelang, Naila pulang dari Sekolah Mengaji-nya (Madrasah). Setelah Naila sholat maghrib, Mamah meminta Naila untuk mengawasi Zahra sambil Naila makan malam, sementara Mamah sholat. Keluar dari kamar, Mamah lihat bagaimana Zahra menghampiri piring Tetehnya dan dengan patuh menerima suapan makan dari Naila. AHAAA !!!. Langsung saja Mamah manfaatkan: "Kakak Illa, klo Zahra minta makan disuapin aja yaaa ... biar nanti nasi kakak ditambah lagi kalau habis". Naila mengiyakan, tapi kemudian mengajukan syarat: "Mamah boleh aku makan dan menyuapi Zahra sambil nonton sinetron CINDERELA ?". Biasanya permintaan seperti ini langsung Mamah TOLAK tanpa kesempatan buat Naila mengajukan PK (Peninjauan Ulang). Pertama, karena Naila sedang makan, kedua karena Mamah memang TIDAK SETUJU kalau Naila nonton sinetron tentang intrik-intrik di sela 'percintaan remaja'.

Tapi melihat bagaimana Zahra tunduk dalam suapan demi suapan dari Naila, Mamah berkompromi....:-). Selama 3 hari itu, setiap pagi dan siang, Mamah mengulangi adegan 'drama ...Yiyiii' bersama Zahra, sementara makanan yang sesungguhnya masuk ke perut Zahra, disuapkan oleh Naila menjelang malam, pukul 6 sore, di sela-sela perhatian Naila ke Sinetron Cinderela.....:-)

Apa yang harus dikata, Mamah memang berkompromi dengan ke-duanya.... dengan Naila dan Zahra....:-)

Untungnya, 'drama Yiyiiii' ngga berlangsung lama. Cukup 3 hari saja. Hari-hari berikutnya, Zahra kembali ke 'kebiasaan' lamanya...Tapi Kompromi dengan Naila masih berlangsung. Karena Naila pun belajar 'menundukan' hati Mamah. Yang biasanya sholat maghrib harus disuruh-suruh sekarang menjadi :

Naila (N) : Mamah sudah adzan yaaa... aku sholat duluan yaaa...
Mamah (M) : Iyaaaa....
N : Mamah aku sudah selesai sholat. Sekarang aku bisa jagain Zahra, jadi Mamah bisa sholat...

Mamah masuk ke kamar sambil tersenyum, karena Mamah yakin, kalau nanti Mamah keluar dari kamar sehabis sholat, Channel TV pasti sdh dipindah ke Sinetron Cinderela... yang memang diputar sehabis adzan maghrib....:-)
posted by Amalia @ 3:58 PM   24 comments

Daisypath Ticker

Hari Kartini - Sabtu, 21 April 2007
 
Sejak seminggu yang lalu, Mamah sudah dapat pemberitahuan dari Sekolah Reyhan (TK Mujahiddin), bahwa sekolahnya mengadakan acara menyambut Hari Kartini 21 April. Selain anak-anak diminta memakai baju daerah, akan ada parade delman hias. Seperti biasa Mamah baru hunting baju daerah, pada hari Jum'at 20 April aka H-1.

Pagi-pagi setelah memandikan Reyhan, yg kebetulan pada hari itu libur (mungkin ibu gurunya sibuk buat persiapan esok hari), Mamah berdialog dengan Reyhan:

M: Reyhan, nanti siang siap-siap yaaa... Jam 11 Mamah jemput. Kita Cari Baju Daerah buat besok Reyhan pake ke Sekolah...
R: Mamah aja yang cari, aku mah tunggu di rumah aja, aku mah suka pusing kalau harus cari baju....
M: ??!! (teringat pada seseorang di Jakarta, yang ternyata dengan 'sukses' berhasil menurunkan 'gen' tidak suka dandan dan tidak suka window shopping pada Reyhan....xixixixixi).

Akhirnya siang itu pada jam istirahat, Mamah hunting baju daerah... sendirian. Berbekal t-shirt dan celana panjang Reyhan, karena klo disuruh ngira-ngira ukuran, Mamah paling ngga bisa. Ini juga yang biasa Mamah lakukan klo pengen beliin baju buat Reyhan atau Papah. Karena mereka ber-2 paling BT, klo disuruh cobain baju d toko, maka terpaksa (atau dengan senang hati ??? ... Kan enak bisa window shopping sendirian tanpa gangguan...xixixixi...), Mamah yang keluar masuk toko. Papah dan Reyhan hanya cukup berkomentar: "Baju ini baru yaaa..." setelah melihat ada baju baru di lemari mereka.....HHHmmmm ... Like Father Like Son...:-D

Berhubung mamah cari baju daerah-nya in Last Minute, tentu tidak banyak pilihan yang bisa didapat. Apalagi Mamah sudah bikin prasyarat terlebih dahulu, klo baju daerah untuk Reyhan itu harus yang simple, tidak boleh yang menghambat gerakan Reyhan, tidak boleh yang terlalu neko-neko, supaya Reyhan besok mau pake. Akhirnya pilihan Mamah jatuh ke Baju Padang warna merah.

Sabtu pagi, selesai mandi, Reyhan sempat protes, tidak mau memakai baju daerah karena 'Nanti aku diketawain temen-teman'. Setelah Mamah beri 'jaminan' bahwa teman-teman tidak akan menertawakan dan semua teman-teman juga pakai baju daerah, karena kalau tidak pakai baju daerah, nanti tidak boleh ikut naik delman, akhirnya Reyhan berkompromi. Baju daerahnya mau dipakai. Tapi aksesoris, sarung dan kain untuk ikat pinggangnya tidak mau dipakai. Mamah menyerah, pikir Mamah, biar saja aksesori-nya itu dipakai nanti di sekolah saja. Tentunya Mamah akan dapat bantuan untuk membujuk Reyhan dari ibu Gurunya. Kadang2 anak lebih 'percaya' pada kata-kata Gurunya daripada Ibunya sendiri :-(.

Ketika kami tiba di sekolah, nampak berjejer delman yang sudah dihias. Teman2 Reyhan juga berlarian, cantik2 dan cakep2. Begitu tiba, ibu Guru langsung minta Reyhan untuk difoto dulu. Tentu saja sebelum difoto, sarung dan ikat pinggangnya Mamah kenakan dulu. Lagi-lagi Reyhan protes tidak mau memakai sarung dan ikat pinggangnya... Tapi setelah dibujuk kalau sarungnya harus dipake supaya nanti klo difoto, Reyhannya ganteng, akhirnya Reyhan mau dipakaikan sarungnya. Sambil tersenyum, Reyhan berpose. Begitu sesi foto-nya selesai, Reyhan langsung menghampiri Mamah dan meminta supaya sarung di pinggangnya kembali dibuka. Kali ini Mamah tidak menyerah, Mamah bujuk Reyhan untuk memakainya sampai acara selesai. Merasa keinginannya tak dipenuhi, mulailah si Keras Kepala ini bertingkah. Mulai dari mencoba membuka sendiri sarungnya, untung saja Mamah kasih peniti, jadi Reyhan ngga bisa buka sendiri. Sampai akhirnya Reyhan sempat ngambek...ngga mau gabung sama temen2 yang lain, yang asyik naik turun panggung, memainkan mike. Reyhan duduk cemberut sebelah Mamah. Mamah yang sudah hafal dengan 'tabiat' Reyhan yang kalau lagi ngambek, Mamah jangan bicara. Biarkan saja. Karena biasanya kalau Mamah bujuk2, Temper tantrumnya malah keluar. Rupanya taktik Mamah berhasil, Ngambek Reyhan lama2 surut juga. Mungkin karena ngga tahan juga liat temen2nya pada main.

Akhirnya Reyhan yang tadinya sewaktu ngambek sudah bilang "Aku nggak mau nyanyi di panggung", mau juga naik ke panggung. Menyanyikan lagu Berkibarlah Benderaku dan Ibu Kita Kartini bersama teman2 yang lain. Melenggak lenggok sendirian 'memperagakan' baju daerahnya dan menggandeng salah seorang teman perempuannya ketika berpasangan memperagakan baju daerah, semua dilakukan dengan senang hati, dengan wajah penuh senyum. Duh ... Mamah banggaaa... sekali. Apalagi ketika acara peragaan busana selesai, tanpa malu-malu Reyhan meminta ijin pada ibu gurunya untuk menyanyi sendirian di atas panggung....:-)

Selesai acara panggung, dilanjutkan dengan acara naik delman hias. Mamah, Naila dan Zahra bisa ikutan naik, karena memang delmannya disediakan berlebih untuk para orang tua. Zahra menikmati sekali kesempatan naik delman. Rute yang ditempuh lumayan panjang. Di tengah perjalanan sempat khawatir bakal turun hujan besar, karena mendung yang sangat tebal dan angin yang besar. Untungnya Zahra Mamah pakaikan baju lengan panjang, dan sepanjang jalan mamah dekap menghadap Mamah. Lumayan untuk menghangatkan Zahra yang sempat leyep-leyep tidur ayam di atas delman.

Alhamdulilah, hujan tidak jadi turun. Delman tiba kembali ke halaman sekolah, tanpa basah kuyup. Waktu sudah menunjukkan pukul 12.30 ketika kami meninggalkan sekolah Reyhan. Mampir dulu ke Bumbu Desa untuk makan siang, dilanjutkan ke BSM. Tapi kami hanya mampir di Gramedia untuk beli buku, karena ternyata Reyhan sudah sangat kelelahan dan mengajak untuk pulang ke rumah secepatnya.

Alhamdulilah, Perayaan Hari Kartini untuk Reyhan tahun ini berakhir Happy Ending....:-)

PS.:
Sebelumnya mamah mau ucapkan terima kasih untuk semangat dan support dari teman2 perihal being FTM....:-) Thank youuuu... Hanya saja perlu Mamah klarifikasi disini (hihihi... serasa jadi seleb..:-) ), bahwa saat ini Mamah BELUM RESMI menyandang predikat FTM... Kmaren itu jadi FTM slama 3 minggu sajah, karena ngga ada asisten d rumah .... cita-cita utk jadi FTM masih disimpan dalam asa... belum bisa direalisasikan dalam waktu dekat, berhubung masih tersisa ikatan dinas lebih kurang 2 tahun lagi dengan instansi sekarang ... Jadiiii... sambil mempersiapkan diri untuk jadi Working At Home Mom, skrg back to office lagiiii.... Sambil lirik kiri kanan, cari-cari celah, apa yang bisa dilakukan nanti klo resmi jadi WAHM....:-)

Tapi sekali lagi, terima kasih atas support dan ucapannya ...mudah2an jadi doa buat Mamah... I love You All... muach...muach..
posted by Amalia @ 9:25 AM   16 comments

Daisypath Ticker

Monday, April 16, 2007
Kabar darikuuu....(Part-2)
 
Resmi-lah sudah mulai 28 Maret 2007 Mamah jadi FTM ... horeee...horeee...syik..asyiiiikk...  Lumayan jadi selingan dari stress kerjaan kantor. Segala-galanya Mamah nikmatin saja. Mulai bangun lebih pagi, nyuciin pakaian... siapkan sarapan dan bekal sekolah Naila dan Reyhan, membereskan pekerjaan rumah, menyetrika, memandikan dan menyuapi Reyhan dan Zahra.. (Kadang kalau menunya cocok, Reyhan sudah mau makan sendiri...;-)). Biasanya mamah dapat bonus, dari keadaan ngga punya asisten yaitu BB yang bisa turun 2 kg dalam seminggu tanpa harus diet dan olahraga...hahahaha... Mungkin karena ngepel rumah dua lantai bisa dikategorikan sebagai kegiatan yang membakar lemak di tubuh ??? xixixixi...Apalagi badan yang biasanya duduk terus selama di kantor, kalau di rumah malah bisa dikatakan TIDAK SEMPAT duduk, karena selalu adaaaa sajaa yang harus dikerjakan.
 
Kalau kemaren2, Mamah cuman bisa mendumal ngeliat baju putih seragamnya Naila dan Reyhan yang warnanya putih bukan abu-abu juga bukan, sekarang Mamah punya kesempatan untuk mempraktekan tips 'mencuci pakaian putih'. Tips ini sudah mamah 'tularkan' pada Isah bertahun-tahun yang lalu... tapi entah kenapa... seragam putih itu teuteup saja kumal. Padahal ketika kemaren Mamah praktek-an, ALHAMDULILAH.. baju seragam itu bisa keliatan juga putihnya...hehehe... Rupanya selama ini tips itu tidak dipraktek-an...hehehehe....
 
Penuh semangat, Mamah kerjakan semua urusan pekerjaan rumah dengan ikhlas. Urusan kantor betul-betul terlupakan. Ketika Naila dan Reyhan sudah berangkat sekolah, tinggal Mamah berdua dengan Zahra di rumah. Mamah bisa bebas bermain dengan Zahra, main flash card, membacakan buku, diselingin pekerjaan membereskan rumah. Siang hari menyambut aa Reyhan pulang dari sekolah. Mamah terpesona, dengan begitu bersemangatnya Reyhan bercerita tentang kegiatannya di sekolah, Masih dengan badan yang penuh dengan keringat (berhubung mobil jemputannya NON AC, padahal Reyhan pulang pukul 13 siang hari), pipi yang memerah seperti tomat direbus... Nikmat sekali memandangnya. Padahal biasanya sore hari dikala Mamah pulang kantor, sampe capek Mamah mancing-mancing cerita, Reyhan banyak menjawab : "sudah lupa !!!". Bisa tersenyum melihat Zahra memanggil-manggil Naila dikala Naila pulang pukul 15 sore hari : "Teteh...Teteh...". Jum'at sore, Papah pulang, komplit lah sudah, ada kedamaian di sudut hati, ketika malam itu Mamah berangkat tidur, walaupun dengan badan yang lelah luar biasa.
 
Sampai Minggu 1 April, Mamah belum dapat kabar apa-apa baik dari bi Ade maupun bi Isah. Nampaknya minggu ini Mamah masih belum bisa pergi ke kantor. Untungnya Mamah sedang tidak pegang proyek yang urgent, jadi Mamah bisa dengan santai berkonsentrasi dengan urusan anak-anak. Tapi ketika Rabu siang tanggal 4 April 2007 Mamah ditelpon sama Bos dari Kantor, koq yaa jadi kepikiran....Jadi beban juga. Padahal Rabu sore itu Papah datang ditemani Nenek Tanggerang serta Alif dan Aa Dika yang ingin menghabiskan libur long wiken di bandung.
 
Tapiii rupanya stamina Mamah tidak sekuat yang Mamah kira. (Semangat tinggi Tenaga Kurang...heheheh...Pengennya rumah kinclong abiezzz, anak-anak terurus dari A s.d Z... maklumlah rada-rada perfeksionis...:-D)Kamis siang itu Mamah drop. Ketika sedang menyuapi Reyhan, tiba-tiba saja jantung ini berdegup kencang, kepala mendadak pusing, nyaris tidak bisa mengangkat kepala. Sore itu Mamah terpaksa berbaring di tempat tidur. Papah yang untungnya mengambil cuti 1 hari, ditemani Nenek Tanggerang menyelesaikan semua urusan pekerjaan rumah.... Ba'da Maghrib, diantar Papah, Mamah memeriksakan diri ke dokter. Ternyata Tekanan darah Mamah drop 90/60... ditambah kecapekan, stress (mikirin percakapan liwat telp sm Bos di Kantor), Maag yang kambuh dan kurang tidur. Rusaklah sudah rencana liburan long wiken kami...hiks..hiks... Yang jauh2 hari kami rencanakan untuk pergi berlibur ke pangandaran (lagi), jadinya terpaksa tinggal di rumah. Mohon maaf buat Nenek Tanggerang, yang jauh2 datang malah jadi direpotkan dengan urusan pekerjaan rumah. Jum'at pagi, kaki masih terasa lemas, kepala masih terasa pusing. Klo ngga malu sama Nenek Tanggerang and ngga kasihan sama Papah, mau rasanya terus-terusan berbaring di tempat tidur. Tapi Mamah paksakan juga untuk bangun, memandikan dan menyuapi Reyhan dan Zahra. Dengan alasan supaya Mamah bisa istirahat, akhirnya Mamah minta Papah membawa 'rombongan' anak-anak pergi ke Timezone.
 
Alhamdulilah, sakit Mamah ngga berkepanjangan. Mungkin Mamah betul2 kecapekan. Masuk minggu ke-3 di rumah, Mamah mulai 'hilang kesabaran' untuk menunggu bi Isah dan bi Ade balik lagi. Sudah bulat tekad, untuk mencari pembantu baru, apalagi Mamah menerima telpon dari anaknya bi Ade, yang menyatakan bi Ade sudah sembuh, tapi belum akan kembali ke bandung dalam waktu dekat. Sementara dari Isah Mamah belum dapat kabar apa-apa. Ketika akhirnya hari Rabu 11 April 2007 Mamah berhasil mengontak Isah, Mamah minta kepastian, apa Isah masih mau bekerja di tempat kami atau memang sudah tidak ingin bekerja lagi. Jika masih mau bekerja, Mamah minta Isah untuk datang esok hari dengan membawa adiknya. Isah menyanggupi. Ketika Kamis 12 April 2007, Isah datang sendirian. Masih berdalih, bahwa sang adik tidak berniat bekerja.
 
Hari Jum'at, Mamah mulai masuk kantor kembali. Disambut dengan berbagai reaksi dari rekan-rekan sekantor. Terus terang, hampir 3 minggu di rumah, Mamah boleh siap-siap dapat Surat Peringatan (SP). Seorang rekan kerja, sesama ibu-ibu, memberikan saran: "Kamu harus tega, kalau memang memilih untuk bekerja, ya harus konsekuen, harus profesional. Kenapa ngga titipkan anak ke TPA ?". Karena memang kejadian ini bukan pertama kalinya. Tiap kali Mamah ngga punya asisten yang bisa dipercaya, Mamah bisa dipastikan 'mohon dimaklumi' pada atasan, untuk tidak masuk kerja. Alasan anak-anak dan keluarga lah yang selalu Mamah pakai untuk 'berkelit dari' perintah perjalanan dinas yang memakan waktu berhari-hari dan harus menginap. 
 
Satu tangan dan satu kaki selalu tertinggal di rumah mana kala setiap pagi mamah melangkah keluar rumah untuk pergi ke kantor. Tapi satu hati itu.... tetap tertinggal di rumah untuk Naila, Reyhan, Zahra dan Papah, kemanapun mamah melangkah. Sebegitu kuatnya keinginan Mamah untuk pergi ke kantor dan berkarya disana, Cinta itu tetap tertinggal di Rumah. Cinta yang mungkin jika terkondisikan harus memilih, maka pilihan Mamah sudah jelas. Mamah rela untuk resign dari kantor ini kapan saja. ....
 
 
posted by Amalia @ 1:14 PM   17 comments

Daisypath Ticker

Kabar darikuuu....(Part-1)
 
Hihihi... ngga kuat deh bikin judulnyaaa....:-D
 
Sebelumnya daku ucapin terima kasih buat teman2ku tercintah, yang tetap datang menengok 'rumahku' ini dan menyapaku dengan manisnya...xixixi, biarpun yang punya rumah tiba-tiba menghilang dari dunia per-blog-an....Kalau ditanya kemana aja? Sibuk?. Jawabannya: Di Rumah aja. Dan tentu Sibuk !!! . Punya 3 Kurcaci di rumah, dari senin-jum'at jadi satu-satunya makhluk dewasa di rumah. (atau jangan-jangan sabtu minggu juga??? :-D... Sssttt... Papah ngga baca blog kan??? :-D).
 
Jelasnya, Selama 3 minggu, Mamah 'kehilangan' 2 Asisten yang biasanya membantu-bantu kerjaan di rumah. Jadinya... selama 3 minggu itu Mamah 'tinggalkan' urusan kantor dan 'menjelma' jadi FTM...xixixi. Selama ini Mamah memang punya 2 Asisten yaitu bi Isah dan bi Ade. Dua-duanya Asisten Senior. Bi Isah sudah mamah kenal, zaman Mamah masih SMP and bi Isah sendiri masih gadis, and kerja di salah seorang adik Nenek Buah Batu, ngasuh adik sepupu Mamah. Sewaktu Mamah SMA, bi Isah dan bi Ade ini mulai kerja di Nenek Buah Batu. Mereka ikut mengantarkan Mamah ke Bandara Soekarno Hatta, sewaktu tahun 1991 Mamah terbang ke Jerman setelah dapat beasiswa buat kuliah disana. Sewaktu Mamah kembali ke Indo, selesai kuliah tahun 1997, bi Isah ini sudah di-'transfer' jadi Asistennya Teh Oci (kakaknya Mamah) yang waktu itu udah married and baru punya bayi. Sementara bi Ade tetep dengan setia menjadi asistennya Nenek Buah Batu. Ketika Naila berumur 6 bulan, bi Isah resmi di-transfer jadi asisten Mamah di Parakan Arum. 
 
Tahun 98, Ketika baru punya Naila, Mamah merasa cukup punya 1 asisten. Apalagi Nenek BuBat dan Kakek Bubat (Alm) selalu exciting klo tiap pagi sebelum Mamah pergi kantor, Mamah drop dulu Naila dan bi Isah di rumah Bubat. Mamah juga tenang karena Naila bisa berada dalam pengawasan Nenek BuBat.
 
Tahun 2002, ketika Reyhan lahir, bi Isah masih setia menjadi asisten Mamah. Kala itu, Mamah mulai mencari Asisten ke-2 untuk membantu bi Isah. Saat itu, keadaan sudah tidak memungkinkan untuk menitipkan anak-anak pada Nenek dan Kakeknya. Kakek Bubat (alm) sudah divonis gagal ginjal sejak 2 tahun yang lalu. Dan Mamah ngga tega, menambah 'kerepotan' Nenek Buah Batu dengan menitipkan anak-anak di rumah Buah Batu. Sejak saat itulah, silih berganti asisten datang dan pergi. Entah kenapa, asisten2 baru itu selalu tidak betah bekerja di tempat kami. Padahal perlakuan Mamah terhadap mereka sama seperti perlakuan Mamah terhadap bi Isah. Kalau bi Isah saja bisa bertahan hampir 5 tahun dengan kami, kenapa asisten2 baru itu tidak bisa ?? Selidik punya selidik, ternyata ketidakcocokan terjadi bukan antara asisten baru dan Mamah, tapi asisten baru dengan bi Isah. Akhirnya Mamah merekrut adik kandung bi Isah sendiri untuk dijadikan Asisten ke-2. Dengan harapan, siapa tahu kalau dengan adiknya sendiri, bi Isah bisa akur.
 
Ternyata Mamah salah !!!. Sang Adik pun tidak betah bekerja dengan sang Kakak. Sehingga akhirnya Mamah angkat tangan, dan tidak mencari lagi asisten ke-2. Hanya saja karena Mamah ngga tega ninggalin bi Isah harus berjibaku dengan 1 bayi (Reyhan) dan 1 balita(Naila) yang waktu itu sudah masuk TK, akhirnya diputuskan kalau sepulang sekolah, Naila pulang ke rumah Nenek Buah Batu. Jadi tugas bi Isah hanya mengawasi Reyhan saja.
 
Menghadapi bi Isah, Mamah harus banyak mengalah. Mamah tutup mata saja kalau ternyata lantai kurang bersih atau kamar mandi tidak disikat. Yang penting anak-anak terawasi. Soal memandikan anak-anak, memang Mamah usahakan dilakukan sebelum Mamah pergi ke kantor. Bi Isah orangnya jarang berbicara. tapi entah apa yang dipunyainya, anak-anak sukaaa sekali pada bi Isah. Mungkin karena bi Isah ngga pernah marah sama anak-anak. Kalau cemberut sama Mamah sih udah biasa, yang penting ngga cemberut sama anak-anak ajah. Positivnya lagi sama bi Isah ini, karena tidak punya suami dan anak jadi bi Isah jarang minta pulang kampung. Orangnya juga ngga genit sama laki-laki, jadi Mamah bisa tenang meninggalkan rumah. Satu lagi, bi Isah orangnya jujur. Seumur-umur kerja dengan Mamah, Mamah tidak pernah kehilangan apa-apa.
 
Ketika tiba-tiba Mamah di-anugerahi lagi Zahra, kembali Mamah blingsatan mencari asisten ke-2. Karena Mamah merasa yakin, bi Isah ngga bakal sanggup menghandle 3 kurcaci sendirian. Walaupun Naila sudah bisa mengerjakan segala keperluannya sendiri, tapi tetap saja bakal banya energi ter-sedot untuk menjadi 'wasit' perang bharatayudha kecil-kecilan yang sering terjadi antara Naila dan Reyhan. Apalagi harus menghadapi baby Zahra yang berusia 3 bulan, ketika Mamah kembali pergi ke kantor. Capek menghadapi asisten-asisten baru yang biasanya masih kecil-kecil, Mamah minta Nenek Buah Batu untuk men-'transfer' bi Ade untuk menemani bi Isah mengawasi anak-anak. Tugas Bi Ade mengawasi Zahra, sementara tugas bi Isah tetap melayani Reyhan. Sekilas semuanya tampak baik-baik saja. Mamah mulai merasakan ada 'hawa panas' ketika bi Ade dan bi Isah satu sama lain, saling melaporkan. Ternyata ketidak-cocokan itu terjadi lagi.
 
Puncaknya, Minggu tanggal 18 Maret 2007, bi Isah pamit dengan alasan sakit dan pingin beristirahat dulu di kampung. Mamah yang sudah hafal dengan kebiasaan bi Isah yang selalu 'ngaret' balik ke bandung, waktu itu meminta ketegasan pada bi Isah, mau tinggal berapa lama di Cikajang - Garut, kampung halamannya. Seperti biasa jawaban bi Isah menggantung. Waktu itu Mamah minta bi Isah untuk mengirimkan adiknya yang pernah kerja di Mamah sebelumnya untuk menjadi tandem bi Ade selama Isah istirahat di kampung. Satu minggu berlalu, adiknya bi Isah yang dijanjikan akan menggantikan bi Isah tetap tidak datang. Sementara untuk membantu bi Ade sekedar untuk mengepel lantai, menyetrika dan bersih-bersih, Mamah mendatangkan salah seorang istri supir yang datang pagi hari dan pulang sore hari. Tapi ini pun tidak bertahan lama, karena 'doi' pundung (aka ngambek) setelah mamah menegur anaknya yang ikut setiap hari ke rumah (padahal mamah negurnya halus lhoooo...ngga pake mlotot dan marah2.. :-)), karena corat-coret di tembok putih ruang keluarga kami. (Jelas lah Mamah tegur, lha wong Reyhan dan Naila pun Mamah tegur kalau corat coret di tembok...).
 
Ketika tiba-tiba Bi Ade menunjukan gejala sakit flu dan batuk, Mamah pun bertindak cepat. Takut menulari anak-anak juga, bi Ade langsung Mamah bawa ke Poliklinik tempat biasa Papah juga berobat klo sakit flu dan batuk. Tapi rupanya obat yang diberikan dokter tidak cocok dengan bi Ade, yang juga punya tekanan darah tinggi. Akhirnya Selasa 27 Maret 2007, bi Ade pun memaksa untuk pulang ke Cikajang - Garut (Satu Kampung dengan Isah). Mamah melepas bi Ade pulang dengan menitipkan satu pesan untuk disampaikan pada Isah, supaya secepatnya kembali ke Bandung, tapi jika belum memungkinkan untuk kembali Mamah minta di-'kirimi' asisten baru. Lumayan untuk bantu-bantu, walaupun tetap saja Mamah akan berfikir ulang 10x untuk langsung meninggalkan anak-anak dengan seorang ataupun dua orang asisten baru.
 
Karena mendadak, Mamah tidak sempat mengajukan cuti di kantor. Apalagi hari Rabu siang sebetulnya Mamah ada jadwal memimpin auction di kantor. Akhirnya Rabu pagi pukul 8.30 setelah Naila dan Reyhan berangkat sekolah, Mamah menyempatkan datang ke kantor dengan menggendong Zahra. Mendelegasikan pekerjaan pada rekan-rekan kantor dan meminta doa dari mereka jg mudah2an Mamah cepet dapat asisten baru ...hihihi... Hiperbol pisan !!!.
 
to be continued ...
 
 
posted by Amalia @ 11:16 AM   10 comments

Daisypath Ticker

   
 

Our Birthday :
 
Lilypie 6th to 18th Ticker
 
Lilypie 5th Birthday Ticker
 
Lilypie 2nd Birthday Ticker
About Me

Amalia
Bandung, Indonesia
a Wife, Mother of 3 children, an Employee


See my complete profile
Previous Post
Archives
Shoutbox


Free shoutbox @ ShoutMix

My Family
Coretan Naila
Links
Powered by

Free Blogger Templates

BLOGGER
Free Shoutbox Technology Pioneer

since 06/10/06
Counter
Counter